"Selamat Datang Di Blog Pro Ecclesia Et Patria"

Minggu, 29 April 2012

“MENGABDI DI BATAS NEGERI” BHAYANGKARA GEREJA DAN NUSA



Dusun Punti Kayan Desa Nekan salah satu dusun yang terletak di kecamatan entikong kabupaten sanggau, perbatasan Negara Indonesia-Malaysia dengan jarak tempuh 15 km dari pusat kecamatan. Punti kayan merupakan dusun yang kaya akan sumber daya alam dan segala potensi lainya untuk dikembangkan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dengan jumlah 157 KK. Namun  sayang sekali daerah dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam berlimpah belum dikelola dengan maksimal hal ini ditandai tingginya angka putus sekolah bahkan kampung sebesar itu hanya memiliki satu orang sarjana, akses infrastruktur jalan masih sulit tanah kuning dan jembatan yang menghubungkan antar dusun rusak parah sehingga kendaraan roda empat tidak bisa melewatinya
Masyarakat dusun punti kayan mayoritas petani, dengan hasil bumi karet, padi dan lada serta berternak babi. Adapun ditengah-tengah kampong mengalir sungai yang cukup besar  menjadi salah satu membuat kampong tersebut indah jika ditata dengan baik. Sebagian kebutuhan pokok masyarakat setempat diperoleh dari Negara Malaysia maklum masyarakat setempat bisa bebas pulang dan pergi ke negeri jiran tersebut,  maka tidak heran jika kita melihat semua merek barang yang ada di toko dari Malaysia demikian juga hasil pertanian mereka di jual dimalaysia dengan harga yang cukup menjanjikan jika dibandingkan di negeri sendiri dan juga harga kebutuhan pokok harganya cukup murah.
Kondisi yang terjadi di perbatsan Indonesia yang dikatakan sebaga beranda depan NKRI, hampir semua asfek kehidupan masyarakat jauh tertinggal, sementara merekalah yang selalu menjaga batas negeri ini setiap hari. Hal ini membuat masyarakat setempat harus menelan pil pahit janji-janji pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dan para politisi setiap kali PEMILU yang menjadikan masyarakat sekitar sebagai objek politik dan bahan kampanye para politisi culas, ketidakterwakilan masyarakat perbatasan dalam politik semakin perparah kondisi dimana mereka sebagai korban dari kebijakan yang mengatasnamakan pembangunan dan menguntungkan segelintir orang saja.
Hal inilah yang melatarbelakangi mengugah jiwa dan hati para kader-kade PMKRI cabang Pontianak selaku bhayangkara gereja dan nusa, merasa terpanggil untuk melihat dan terlibat langsung bersama masyarakat perbatasan dengan melaksanakan kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS) di dusun Punti Kayan. Yang dilakanakan pada tanggal 13-19 maret 2012. Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut adalah “Mengabdi Di Batas Negeri” tentu tema tersebut dirasakan sangat relevan dengan kondisi sosial kemasyarakatn di perbatasan apalagi dengan hadirnya para kader-kader muda diharapkan mereka dapat merasakan dan terlibat langsung dengan masyarakat sebagai edukasi dan peka terhadap kondisi sosial kemasyarakatan dan mau turun kebawah ketika mereka menjadi pemimpin-pemimpin kedepanya agar membangun perbatsan dan mensejahterakan masyarkat.
Sebelum pelaksanaan KKS ada beberapa persiapan-persiapan yang dilakukan oleh panitia pelaksana beserta DPC PMKRI Pontianak yaitu pembentukan panitia pelaksana, survey ke dusun punti kayan dengan bertemu kepala dusun dan tokoh masyarakat setempat dan melakukan audiensi  dengan berbagai pihak terutama dengan wakil bupati sanggau sebanyak dua kali. Setelah itu maka baru dikirim tim perintis guna mempersiapkan segala sesuatu di dusun punti kayan selama tiga hari sebelum anggota datang ke lokasi kegiatan dusun punti kayan. Kedatangan 31 orang aktivis PMKRI disambut hangat oleh masyarakat setempat sekitar pukul 20.00 wib, kegiatan KKS dibuka secara resmi oleh ketua presidium Leonard Nova Cristy keesokan harinya. Rasa kagum atas antusias dan keramahan warga sangat terasa terutama rasa kekeluargaannya  dan keterbukaan masyarakat. Alam yang begitu indah dan asri menambah indah nya dusun terpencil tersebut.
 Adapun kegiatan  sosial yang dilaksanakan dalam kegiatan KKS yaitu pendampingan pada generasi muda, sosialisasi tentang pentingnya pendidikan, memotivasi siswa-siswi SD, pembuatan plang gereja, plang dusun, dan yang paling menarik yaitu kegiatan Seandainya Aku Menjadi versi PMKRI Pontianak. Dimana setiap anggota terlibat langsung dalam aktivitas masyarakat setempat, ada yang menorah, keladang, berburu, berkebun dan lain sebagainya sesuai aktivitas bapak dan mama angkatnya masing-masing. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan selama kegiatan KKS terutama nilai-nilai kehidupan kearifan lokal, yang mengasah kepekaan sosial kader-kader muda, keseimbangan hubungan masyarakat dengan alam sekitar. Sebelum kegiatan penutupan KKS pada pagi harinya para kader PMKRI diajak oleh masyarakat berburu babi hutan saat itu mendapatkan 5 ekor babi hutan,,selanjutnya sore harinya pada tanggal 19 maret 2012 acara penutupan KKS secara resmi  oleh wakil bupati sanggau bapak Paulus Hadi, hadir pula para muspika kabupaten sanggau, pihak camat dan kepala desa nekan, acara berlanjut sampai malam hari, keesokan harinya para kader PMKRI kembali kepontianak.

Minggu, 22 April 2012

AGITASI DAN PROPAGANDA


         TENTANG PROPAGANDA DAN AGITASI 

20.  Tugas kita yang paling utama sebelum meletusnya pemberontakan revolusioner secara terbuka adalah melancarkan propaganda dan agitasi revolusioner. Namun, selama ini pekerjaan tersebut masih dilakukan dengan cara‑cara lama. Hal ini pun hanya terbatas pada pidato‑pidato dalam rapat‑rapat massa, tanpa memperhatikan isi revolusioner dari pidato‑pidato tersebut dan dalam bahan‑bahan tulisan politiknya.  Propaganda dan agitasi Komunis harus berakar di benak kaum proletar. Ia harus lahir dari kehidupan aktual kaum buruh, kepentingan‑kepentingan dan aspirasi mereka dan, di atas segala-galanya, dari perjuangan bersama yang dilancarkan oleh mereka.

               Aspek yang terpenting dari propaganda Komunis adalah isi dan wataknya yang revolusioner. Oleh karena itu, slogan‑slogan dan seluruh sikap politik Komunis, dalam menanggapi satu atau berbagai persoalan dalam situasi kongkrit yang ada, harus mendapatkan perhatian dan pengkajian secara khusus. Partai‑partai Komunis tidak akan pernah bisa menyatakan sikapnya secara tepat jika para propaganda dan agitator profesionalnya serta para anggota partai tidak mendapatkan pendidikan politik secara menyeluruh dan terus menerus. 

21.  Bentuk‑bentuk pokok propaganda Komunis adalah sebagai berikut:

·      Propaganda orang ke orang secara lisan. Keterlibatan Komunis dalam serikat buruh dan  gerakan politik kelas buruh lainnya; serta

·      Propaganda melalui Roran Partai maupun pendistribusian bahan‑bahan bacaan lainnya  Seluruh anggota partai, baik legal maupun illegal, harus terlibat secara reguler dalam salah satu dan atau bentuk‑bentuk propaganda lainnya.

·      Propaganda dari orang ke orang terutama harus berbentuk agitasi dari rumah ke rumah secara sistematik. Untuk itu harus dibentuk group‑group khusus. Di wilayah-wilayah tertentu, dimana organisasi lokal‑partai memiliki cukup pengaruh, setiap rumah harus didatangi. Di kota-kota besar, agitasi jalanan yang diorganisasi secara khusus dengan menggunakan poster dan selebaran seringkali memberikan hasil yang baik. Sementara itu, di pabrik-pabrik dan di kantor-kantor, sel-sel maupun fraksi-fraksi harus menjalankan propaganda dari orang ke orang yang digabungkan dengan pendistribusian bahan bacaan.

          Di samping itu, jika di suatu negeri terdapat bangsa‑bangsa minoritas maka partai harus mencurahkan perhatiannya secara khusus dalam hal pekerjaan agitasi propaganda di kalangan kelas buruhnya. Tentu saja agitasi propaganda ini harus dilakukan dengan menggunakan bahasa‑bahasa bangsa minoritas. Untuk menjalankan kerja tersebut harus didirikan organ‑organ partai khusus. 

22.     Di negeri‑negeri kapitalis dimana sebagian besar kaum proletariatnya belum memiliki kesadaran revolusioner, harus dicarikan metode kerja agitasi propaganda secara lebih efektif. Propaganda harus disesuaikan dengan tingkat kesadaran buruh yang belum revolusioner namun yang sudah mulai teradikalisir, dan juga harus dilakukan upaya-upaya untuk semakin mendekatkan mereka ke gerakan revolusioner. Dalam situasi apapun, propaganda dan slogan Komunis harus mampu meneguhkan aspirasi yang masih ragu dan masih belum mencerminkan kesadaran kelas, yakni aspirasi yang masih dipengaruhi oleh ideologi borjuis namun yang sudah mencerminkan watak revolusioner, yang berkembang di kalangan kelas buruh dalam rangka melawan tradisi borjuis.

                 Pada saat yang sama juga, Propaganda Komunis harus melebihi tuntutan‑tuntutan maupun harapan massa proletar yang masih terbatas dan samar‑samar. Berdasar tuntutan dan harapan inilah kita bisa membangun dan mengembangkan pengaruh kita serta mendorong kaum proletar untuk memahami dan bersimpati terhadap Komunisme. 

23.      Agitasi Komunis di kalangan massa proletar harus dijalankan sedemikian rupa sehingga kaum militan proletar akhirnya bisa mengetahui bahwa hanya organisasi Komunis lah yang berani dan berpandangan jauh ke depan. Dengan demikian mereka akan mengakuinya sebagai pimpinan gerakan buruh yang loyal dan enerjik.

                 Untuk meraih pengakuan ini maka kaum Komunis harus terlibat dalam seluruh perjuangan sehari‑hari dan dalam seluruh gerakan kelas buruh, serta membela kaum buruh dalam setiap perlawanannya terhadap kaum kapitalis, khususnya ketika mereka sedang memperjuangkan pengurangan jam kerja, kenaikan upah, perbaikan kondisi kerja dan sebagainya. Kaum Komunis harus melakukan pengkajian secara mendalam terhadap kondisi kehidupan sehari‑hari kaum buruh; mereka harus membantu buruh untuk memahami problem‑problem yang mereka hadapi; membantu mereka dalam merumuskan tuntutan-tuntutannya secara praktis dan jelas; menggalang kesetiakawanan kelas dan meningkatkan wawasan mereka terhadap kepentingan dan tujuan bersama mereka sebagai anggota kelas di suatu negeri, sebagai bagian dari laskar proletariat internasional.

                 Hanya melalui kerja sehari‑hari di basis massa serta dengan komitmen yang teguh dan penuh berpartisipasi dalam seluruh perjuangan proletariat, maka sebuah partai dapat menjadi partai Komunis dalam maknanya yang sejati. Hanya dengan cara‑cara inilah maka Partai Komunis bisa membedakan dirinya dengan partal‑partai Sosialis, yang kebanyakan aktivitasnya hanyalah melakukan propaganda abstrak, yang banyak‑banyak merekrut anggota kesana kemari hanya berbicara tentang reformasi dan segala "kemungkinan" untuk berjuang melalui parlemen. Keterlibatan seluruh anggota.

                  Partai Komunis secara sadar dan teguh dalam perjuangan serta perlawanan sehari‑hari kelas terhisap terhadap kelas penghisap merupakan prasyarat yang teramat penting bukan hanya bagi perebutan kekuasaan, namun yang lebih penting lagi, untuk mewujudkan kediktatoran proletariat. Hanya dengan memimpin massa pekerja dalam perjuangan sehari‑hari melawan serangan kapitalisme lah maka Partai Komunis mampu menjadi pelopor kelas pekerja. Dengan demikian partai belajar dari praktek untuk memimpin kaum proletar guna mempersiapkan penggulingan akhir terhadap kaum borjuasi. 

24.      Untuk bisa terlibat dalam gerakan buruh, kaum Komunis harus dikerahkan/dimobilisir dengan kekuatan penuh, utamanya pada saat terjadi pemogokan maupun perjuangan‑perjuangan massal lainnya yang dilakukan kaum buruh. Adalah sebuah kesalahan besar jika kaum Komunis mengecam tingkat perjuangan buruh yang masih menuntut perbaikan kondisi kerja. Sama besarnya dengan kesalahan di atas jika partai kemudian bersikap pasif dengan dalih bahwa kita hanya setia kepada program Komunis untuk melancarkan pemberontakan revolusioner bersenjata sebagai tujuan akhirnya. Betapapun terbatas dan sederhananya tuntutan yang hendak diajukan kaum buruh, jangan sampai kaum Komunis mencari dalih untuk tidak melibatkan diri dalam perjuangan tersebut. Aktivitas agitasi kita jangan sampai menimbulkan kesan bahwa kita, kaum Komunis, hanya mau membantu pemogokan yang menguntungkannya atau hanya menyepakati aksi‑aksi yang besar saja. Sebaliknya, kaum Komunis harus selalu berupaya meraih nama baik sebagai pejuang yang berani dan efektif di kalangan massa yang tengah berjuang. 

25.      Sel‑sel (fraksi‑fraksi) Komunis yang bekerja dalam gerakan serikat buruh seringkali tidak mampu mengakomodasi tuntutan-tuntutan sederhana yang mendesak. Adalah mudah, namun sama sekali tidak menguntungkan, untuk selalu menceramahi kaum buruh dengan prinsip‑prinsip umum Komunisme, untuk kemudian menolak segala bentuk sindikalisme, justru ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang kongkrit. Praktek‑praktek demikian hanya akan menguntungkan Amsterdam Internasional Kuning[1].

                 Sebaliknya, aksi‑aksi Komunis harus selalu dituntun oleh kajian‑kajian yang mendalam terhadap semua aspek persoalan tersebut. Sebagai contoh, dari pada melakukan serangan secara teoritik terhadap seluruh kesepakatan tentang pengupahan, justru yang harus kita lakukan adalah memerangi seluruh kesepakatan pengupahan yang disetujui oleh para pimpinan Amsterdam. Segala sesuatu yang bisa meredam militansi kaum proletar harus kita kecam dan lawan mati‑matian; dan sebagaimana sudah kita ketahui bersama, kaum kapitalis dan kacung‑kacung Amsterdamnya mencoba memanfaatkan kesepakatan pengupahan tersebut untuk membelenggu militansi kaum buruh yang militan. Akan tetapi, sebagaimana sudah menjadi keharusan kita, kaum Komunis dapat membelejeti kaum kapitalis secara efektif justru dengan mengajukan kesepakatan-kesepakatan upah yang tidak akan membelenggu militansi kaum buruh.

                 Sikap yang sama juga harus kita ambil dalam menghadapi persoalan tunjangan bagi pengangguran, kesehatan, dana‑dana pemogokan serta tunjangan‑tunjangan lainnya yang diberikan oleh serikat‑serikat buruh. Dana pemogokan maupun dana tunjangan ini sendiri akan banyak memberikan manfaat. Adalah tidak tepat untuk menentang pengumpulan‑pengumpulan dana semacam ini. Yang kita tentang bukanlah metode perjuangan yang menyertakan pengumpulan dana pemogokan dan tunjangan, melainkan kita menentang setiap cara dan pemanfaatan penggunaan dana‑dana tersebut oleh para pimpinan Amsterdam. Karena apa yang dilakukan mereka pada hakekatnya bertentangan dengan kepentingan revolusioner kaum buruh.

                 Sebagai contoh bisa ditunjukkan disini, yakni berkaitan dengan dana tunjangan kesehatan bagi kaum buruh yang sedang sakit. Kaum Komunis dapat menuntut penghapusan sistem sumbangan wajib untuk pengeluaran dana tersebut, untuk itu kita juga harus menentang semua persyaratan yang membatasi sistem sumbangan secara sukarela. Jika masih ada sejumlah buruh yang ingin tetap mempertahankan sistem sumbangan wajib bagi dana kesehatan maka kita tidak bisa begitu saja melarang mereka untuk melakukannya, karena hal yang demikian ini justru akan membingungkan kaum buruh. Yang pertama‑tama harus kita lakukan adalah membebaskan mereka dari konsepsi tunjangan ala borjuis kecil yang masih melekat pada diri mereka. Cara yang paling efektif adalah dengan melancarkan propaganda dari orang ke orang. 

26.  Dalam perjuangan kita menentang serikat‑serikat buruh maupun partai‑partai buruh yang didominasi kaum sosial‑demokrat dan borjuis kecil, kita tidak bisa menggunakan cara‑cara persuasi. Perjuangan menentang mereka justru harus kita lakukan dengan sepenuh tenaga. Hal tersebut akan berhasil kita lakukan jika kita bisa meyakinkan para pengikut mereka, yakni dengan cara membelejeti para pimpinan yang telah mengkhianati sosialisme dan yang telah menjatuhkan diri mereka ke dalam jebakan kapitalisme. Oleh karena itu begitu muncul kesempatan, kita harus menggiring para pimpinan itu untuk membuka kedok mereka; baru setelah itu kita bisa melancarkan serangan gencar ke arah mereka.

               Bagi kita adalah tidak cukup untuk sekedar mencap para pimpinan Amsterdam tersebut dengan cap "kuning." Justru kekuningan mereka ini harus dibuktikan dengan contoh‑contoh praktis secara terus menerus, seperti aktivitas mereka di serikat‑serikat buruh , di Biro Perburuhan Internasional Liga Bangsa‑Bangsa, di kementerian‑kementerian dan pemerintahan borjuasi, pidato‑pidato khianat yang mereka sampaikan dalam sidang‑sidang parlemen maupun dalam konferensi‑konferensi, sikap-sikap politik yang mereka tunjukkan dalam ratusan artikel tulisannya di koran‑koran. Akhirnya, yang terutama kita harus blejeti adalah kebimbangan dan keengganan yang mereka tunjukkan ketika mempersiapkan atau melancarkan kampanye‑kampanye kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja yang paling wajar sekalipun. Semua hal diatas menyediakan kesempatan bagi kaum Komunis untuk membelejeti mereka setiap hari, baik itu dalam pidato‑pidato maupun dalam resolusi‑resolusi kita, yang secara jelas, ringkas dan tegas membongkar aktivitas khianat dan sayap kanan dari para pimpinan Amsterdam. Pembuktian‑pembuktian inilah yang membuat mereka layak dijuluki sebagai pimpinan‑pimpinan "kuning."

               Sel‑sel dan fraksi‑fraksi kita harus melancarkan perjuangan praktisnya dengan cara yang sistematik. Kaum Komunis jangan sampai dikalahkan oleh birokrat rendahan serikat buruh yang seringkali dengan maksud‑maksud baik namun yang karena tidak cukup kekuatan untuk mempraktekannya, berlindung di balik anggaran dasar (statuta), resolusi‑resolusi kongres serikat buruh maupun arahan‑arahan kerja dari pengurus pusatnya. Para birokrat rendahan serikat buruh ini sering memanfaatkan hal‑hal di atas sebagai dalih untuk tidak mendorong perjuangan agar lebih maju lagi. Sebaliknya, kaum Komunis harus selalu menuntut mereka untuk memberikan pemecahan terhadap persoalan yang ada, dan yang lebih penting adalah kita harus menunjukkan apa yang sudah kaum Komunis kerjakan untuk menghilangkan hambatan‑hambatan tadi. Baru setelah itu kita menanyakan kepada para pejabat rendahan dan anggota serikat buruh tadi tentang kesediaan mereka untuk diajak serta memecahkan persoalan dan memerangi hambatan‑hambatan ini secara terbuka. 

27.  Sebelumnya, fraksi‑fraksi harus secara seksama mempersiapkan keterlibatan Komunis dalam konferensi‑konferensi dan pertemuan‑pertemuan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi serikat buruh. Sebagai contoh, kaum Komunis harus merancang secara rinci usulan‑usulan yang akan diajukannya, memilih pembicara dan mencalonkan orang untuk pemilihan kepengurusan yang diambil dari kawan‑kawan yang cakap, berpengalaman dan enerjik. Melalui fraksi‑fraksinya, organisasi-organisasi Komunis harus melakukan persiapan seksama untuk menghadapi seluruh pertemuan kaum buruh, pertemuan‑pertemuan pemilihan, demonstrasi‑demonstrasi dan acara‑acara politik lain yang diselenggarakan oleh organisasi‑organisasi saingan. Jika kaum Komunis menyelenggarakan pertemuan‑pertemuan buruh mereka sendiri, mereka harus mengatur sejumlah besar group agitator yang akan disebarkan di tengah‑tengah massa, baik itu dalam tahap persiapan maupun selama pelaksanaan pertemuan, yang akhirnya memungkinkan group‑group tersebut terlibat dalam menyusun rencana aksi selanjutnya. Hanya dengan cara inilah hasil propaganda yang memuaskan dapat kita peroleh.  

28.   Kaum Komunis harus selalu mempelajari bagaimana cara menarik kaum buruh yang belum terorganisasi dan yang belum sadar politik ke dalam wilayah pengaruh partai. Sel‑sel dan fraksi-fraksi kita harus mendekati kaum buruh ini untuk bergabung dengan serikat‑serikat buruh maupun untuk membaca koran partai kita. Organisasi‑organisasi yang lain juga harus kita gunakan untuk menyebarkan pengaruh kita, seperti: koperasi‑koperasi konsumsi, organisasi‑organisasi veteran dan korban perang, badan‑badan pendidikan, kelompok‑kelompok studi, klub‑klub olah raga dan kelompok‑kelompok teater. Jika sebuah partai Komunis harus bekerja dengan cara‑cara illegal, para anggota partai dapat mengambil inisiatif untuk membangun organisasi‑organisasi buruh semacam tadi ‑termasuk organisasi‑organisasi simpatisan‑ yang ada di luar partai, namun kesemuanya ini harus atas kesepakatan dan arahan kerja dari organ‑organ pimpinan partai. Organisasi-organisasi pemuda dan perempuan Komunis juga dapat menyelenggarakan kursus‑kursus, sekolah‑sekolah malam, festival dan acara‑acara piknik di hari libur, dan bermacam kegiatan yang bisa menarik perhatian rakyat pekerja, yang sebelumnya tidak akrab dengan politik Partai Komunis. Untuk kemudian kita akan menghubungkan orang‑orang ini ke dalam organisasi‑organisasi serta melibatkan mereka dalam pekerjaan‑pekerjaan partai, seperti penyebaran selebaran, mengedarkan koran Partai dan semacamnya. Hanya dengan keterlibatan dalam gerakan secara menyeluruh ini maka kaum buruh akan lebih mudah mengatasi sikap-sikap borjuis kecil mereka.

29.   Untuk bisa menarik barisan semi‑proletar dari kalangan rakyat pekerja agar berpihak kepada proletariat revolusioner, kaum Komunis harus menggunakan konflik yang terjadi antara mereka dengan tuan‑tuan tanah besar, kaum kapitalis dan negara kapitalis. Dengan demikian kita bisa menghilangkan kecurigaan kelas‑kelas perantara ini terhadap revolusi proletar. Tentu saja ini akan memakan waktu panjang. Barisan semi‑proletar akan semakin yakin dengan gerakan Komunis jika partai bisa memenangkan simpati mereka dalam memperjuangkan kebutuhan mereka sehari‑hari, memberikan bantuan cuma‑cuma dan memberikan saran ketika mereka menghadapi kesulitan‑kesulitan dan sebagainya. Dan pada saat bersamaan kaum Komunis mendorong mereka untuk bergabung dalam perkumpulan‑perkumpulan khusus sehingga mereka dapat memperoleh pendidikan lebih lanjut. Dengan tindakan‑tindakan tersebut mereka akan menaruh kepercayaan terhadap gerakan Komunis. Kaum Komunis jangan sampai mengendorkan upayanya untuk membersihkan pengaruh organisasi maupun orang‑orang yang anti Komunis di kalangan petani miskin, pekerja‑pekerja industri rumah tangga maupun elemen‑elemen semi‑proletariat lainnya. Kaum Komunis harus membuka kedok musuh‑musuh rakyat ini sebagai penghisap yang mewakili kejahatan sistem kapitalisme. Propaganda dan agitasi Komunis harus dilancarkan pada setiap konflik yang terjadi sehari‑hari, yaitu konflik antara angan‑angan demokrasi borjuis kecil mereka dengan kenyataan praktek birokrasi negara dengan menggunakan bahasan yang mudah dipahami oleh mereka. Organisasi-organisasi lokal di wilayah pedesaan harus membagi pekerjaan di kalangan anggotanya untuk melancarkan agitasi dari rumah ke rumah. Hanya dengan cara ini, setiap perkampungan, perkebunan maupun masing-masing rumah di wilayah yang bersangkutan dapat kita sentuh. 

30.   Sementara itu metode-metode propaganda di kalangan prajurit angkatan darat dan angkatan laut negara kapitalis harus disesuaikan dengan kekhususan kondisi di masing‑masing negara. Agitasi anti‑militerisme yang berwatak pasifis adalah membahayakan. Secara prinsipil kaum proletar menentang semua organisasi militer negara borjuis dan kelas borjuasi, kaum proletar pun akan melawan pengaruh mereka secara konsisten. Namun institusi‑institusi ini (angkatan darat, klub‑klub menembak, organisasi‑organisasi pertahanan sipil dan semacamnya) dapat dimanfaatkan untuk melakukan latihan kemiliteran bagi kaum buruh dalam mempersiapkan perjuangan revolusioner. Artinya, agitasi yang intensif tidak dilancarkan untuk menentang prinsip‑prinsip latihan kemiliteran bagi pemuda maupun buruh, namun untuk melawan rejim militer dan kekuasaan para perwira yang sewenang‑wenang. Oleh karena itu setiap kesempatan untuk mendapatkan senjata bagi kaum buruh harus bisa dimanfaatkan sebaik‑baiknya demi keuntungan revolusi. Jajaran agitasi propaganda harus mengamati setiap pertentangan kelas yang ada antara para perwira, yang memperoleh fasilitas baik, dengan kalangan prajurit rendahan, yang menerima perlakuan buruk serta kondisi sosial yang celaka. Agitasi harus dilancarkan di kalangan prajurit sehingga mereka dapat secara jelas melihat bahwa masa depan mereka sangat tergantung pada perjuangan kelas yang terhisap. Di tengah‑tengah gejolak revolusioner, kita juga harus melancarkan agitasi untuk mendorong adanya pemilihan‑pemilihan perwira secara demokratik dan pembentukan Soviet‑Soviet (Dewan‑Dewan) Perwakilan Prajurit. Jika ini berhasil dilakukan maka ia akan bisa menghancurkan dasar-dasar kekuasaan kelas borjuasi. Agitasi‑agitasi secara seksama dan dengan sekuat tenaga harus dilakukan untuk menentang pasukan khusus dan gerombolan‑gerombolan sipilnya yang dikerahkan borjuasi dalam perang kelas. Kaum Komunis harus memilih saat yang tepat untuk meruntuhkan moral serta mendorong perpecahan di jajaran pasukan mereka. Jika di kalangan tentara, biasanya di kalangan korps perwira, terdapat banyak orang yang berbeda asal-usul kelas sosialnya dengan rakyat, maka harus dilakukan pembelejetan, dengan demikian akan membuat mereka semakin terkucil. Dan jika dalam pasukan mereka terdapat orang‑orang yang berasal‑usul‑kelas yang sama dengan rakyat, maka mereka juga harus dibelejeti, dengan demikian akan timbul kebencian yang meluas di kalangan rakyat terhadap tindakan khianat mereka. Tindakan pembelejetan ini diharapkan akan meruntuhkan disiplin militer orang‑orang tadi.  

 TENTANG PENGAMBILAN KEPEMIMPINAN TERHADAP GERAKAN 
                 Kepemimpinan baru yang dikonsolidasikan di bawah pengaruh Komunis dijalankan dengan cara mongkonsentrasikan seluruh kelompok buruh yang aktif dan terorganisasi. Kekuasaan inilah yang akan kita gunakan untak medorong kepemimpinan partai‑partai Sosialis agar bergerak lebih maju lagi atau, jika tidak, kita akan membongkar kedok mereka di hadapan massa. Di wilayah‑wilayah industri, dimana Partai Komunis memiliki organisasi yang kerjanya paling baik dan yang dukungan terhadapnya paling kuat, harus dilancarkan tekanan secara terorganisasi terhadap serikat‑serikat buruh lokal dan dewan-dewan industri setempat. Tekanan ini dilakukan untuk menarik seluruh perjuangan ekonomi dan seluruh gerakan kelompok lain yang sedang berkembang maju, tapi yang masih saling terpencar ini, ke dalam satu perjuangan yang terkoordinasi.
                 Dari tuntutan‑tuntutan khusus yang ada, gerakan harus merumuskan tuntutan umumnya. Untuk mewujudkan tuntutan‑tuntutan kita harus menggunakan seluruh kekuatan kelompok di wilayah yang bersanqkutan. Di tengah‑tengah gerakan seperti inilah partai Komunis akan mampu membuktikan dirinya sebagai pimpinan oletariat yang selalu siaga dalam berjuang. Dengan demikian, jika birokrasi serikat buruh dan partai Sosialis menentang perjuangan bersama secara terorganisasi ini, maka akan terbongkar watak asli mereka, bukan hanya secara politik, namun juga dari segi praktek organisasionalnya.


34.    Jika konflik ekonomi dan politik cenderung berkembang ke arah aksi dan perjuangan massa, dan jika Partai Komunis hendak merebut kepemimpinan terhadap gerakan, maka partai tidak perlu mengajukan tuntutan‑tuntutan baru. Justru, partai harus menyerukan anggota partai‑partai Sosialis dan serikat‑serikat buruh untuk tidak mengendorkan perjuangannya melawan kemiskinan dan penghisapan; meskipun para pimpinan mereka menolak aksi tersebut.
                 Karena hanya dengan berjuanglah maka kekalahan akan bisa dihindari. Berbagai organ partai, khususnya koran hariannya, harus terus menerus menekankan dan menunjukkan bahwa hanya kaum Komunislah yang siap terlibat dalam setiap perjuangan proletar dalam melawan kemiskinan. Dan bahwa pada tahap perjuangan yang semakin genting ini, ia siap membantu perjuangan seluruh rakyat yang tertindas. Setiap hari harus ditekankan bahwa tanpa perjuangan kelas buruh yang demikian, tak mungkin akan diraih kehidupan yang lebih baik. Untuk itu perjuangan tidak boleh dihentikan meskipun organisasi‑organisasi lama mereka menentang dan menghambatnya.
                 Fraksi‑fraksi Komunis yang ada di serikat‑serikat buruh maupun pabrik-pabrik harus menjelaskan kepada kawan­-kawan buruhnya tentang kesiapsediaan kaum Komunis untuk berjuang dan berkorban. Oleh karenanya jangan sampai mereka mengendorkan daya juang. Sementara itu, tugas yang paling utama adalah  tetap menyatukan dan mengkonsolidasikan seluruh perjuangan serta gerakan yang muncul dimana-mana. Sel‑sel dan fraksi‑fraksi yang telah melibatkan diri dalam perjuangan tadi jangan hanya menjalin hubungan di antara mereka saja, mereka juga harus mengambil kepemimpinan seluruh gerakan yang muncul.
                 Untuk kemudian, melalui jalur komite‑komite lokal dan komite sentral, dikeluarkan instruksi terhadap para kader dan anggota partai untuk segera  menggabungkan diri dengan perjuangan guna memperluas, memperkuat dan menyatukannya. Tugas paling utama Partai Komunis adalah menemukan kepentingan bersama dan menekankan kepada  berbagai elemen yang terlibat dalam perjuangan tentang kesamaan kepentingan ini. Dengan demikian, kaum Komunis akan bisa menyusun program aksi bersama. Begitu perjuangan semakin meningkat dan menyebar luas, maka perlu dibentuk organ bersama guna memimpin perjuangan. Jika stamina perjuangan para birokrat serikat buruh mulai mengendor, maka kaum Komunis harus segera mengambil‑alih tempat mereka, sehingga gerakan akan memperoleh kepemimpinan yang tegas dan menentukan. Jika koordinasi terhadap berbagai aksi tadi berhasil dicapai maka harus diciptakan kepemimpinan bersama.
                 Untuk itu jika memungkinkan kaum Komunis akan menempati posisi‑posisi yang strategis. Jika persiapan sudah dilakukan dengan memadai, maka kepemimmpinan bersama tersebut akan tercipta melalui serikat buruh, fraksi‑fraksi komite pabrik, pertemuan‑pertemuan umum pabrik dan, khususnya, pertemuan‑pertemuan yang diadakan selama pemogokan massal. Jika gerakan tersebut mulai berkembang menjadi gerakan politik, baik itu disebabkan adanya dinamika di dalam gerakan sendiri atau yang disebabkan oleh reaksi dari pengusaha dan pemerintah, maka semakin mendesak untuk melakukan pemilihan para wakil yang akan duduk dalam soviet‑soviet pekerja.
                  Dalam kasus seperti ini, kaum Komunis harus mulai melancarkan propaganda dan persiapan‑persiapan organisasional. Seluruh organ partai harus menekankan bahwa hanya melalui soviet‑soviet ‑sebagai bentuk organisasi yang terlahir langsung dari proses perjuangan massa‑ serta dengan melancarkan perjuangan secara independen dari birokrasi serikat buruh maupun partai Sosialis, maka dapat dicapai pembebasan sejati kelas buruh.
35.     Partai‑partai Komunis yang telah mencapai tingkat perkembangan organisasi tertentu dan, khususnya, yang sudah menjadi partai massa besar, harus selalu siap melancarkan kampanye politik yang meluas. Untuk itu partai harus menopangnya dengan tindakan‑tindakan organisasional. Pengalaman organisasional yang diperoleh selama diadakannya demonstrasi, aksi‑aksi sosial‑ekonomis maupun kampanye‑kampanye yang lain, akan semakin mendekatkan hubungan partai dengan massa. Seluruh kejadian penting dalam kampanye‑kampanye yang baru berjalan harus selalu dibahas dan diperdebatkan dalam konferensi‑konferensi umum. Forum‑forum seperti ini harus dihadiri oleh seluruh kader dan anggota partai serta delegasi‑delegasi buruh dari pabrik menengah maupun pabrik besar. Hanya dengan demikianlah jaringan komunikasi dapat diorganisasi melalui wakil‑wakil pabrik. Hubungan yang erat dan saling percaya antara kader partai dengan delegasi‑delegasi pabrik merupakan jaminan untuk mencegah terjadinya aksi‑aksi masa yang prematur. Di samping itu akan sangat bermanfaat untuk memastikan agar kampanye yang dilancarkan bisa menyebar sesuai dengan perkembangan dan tingkat pengaruh yang dimiliki partai.
                 Tanpa hubungan yang erat antara organisasi‑organisasi Partai dengan massa proletar yang terlibat dalam aksi-aksi massa besar, tidak akan terbangun sebuah gerakan revolusioner. Kekalahan yang tidak semestinya dari  pemberontakan revolusioner di Italia pada tahun lalu (l920), yang memuncak dalam bentuk penguasaan pabrik‑pabrik, disamping disebabkan oleh pengkhianatan birokrasi serikat buruh dan kebimbangan para pimpinan partai politik, juga karena kurangnya pendidikan politik bagi delegasi‑delegasi pabrik. Para delegasi inilah yang justru selama ini diandalkan guna menjaga hubungan organisasional antara partai dengan pabrik‑pabrik yang bersangkutan. Sebab yang sama juga mengakibatkan kegagalan pemogokan besar‑besaran buruh pertambangan Inggris pada tahun ini (1921), sehingga mereka gagal pula untuk mempengaruhi peristiwa‑peristiwa politik yang terjadi.
           TENTANG STRUKTUR UMUM ORGANISASI PARTAI 

42.   Perluasan dan konsolidasi organisasi jangan dilakukan berdasar kriteria pembagian geografis saja, namun ia harus lebih disesuaikan dengan pola ekonomi politik dan jaringan komunikasi/transportasi suatu wilayah. Tekanan utama pekerjaan partai harus diletakkan pada kota-kota utama dan pusat-pusat industri berskala besar.  Dalam membangun sebuah partai baru, sering muncul kecenderungan untuk segera melebarkan jaringan kerja partai ke seluruh wilayah negeri. Hal ini sering dilakukan tanpa memperhatikan kelangkaan dan keterbatasan kader partai, dimana mereka pun seringkali masih berpencaran di mana‑mana. Sebagai akibatnya, partai tidak mampu merecruit anggota‑anggota baru. Meskipun partai berhasil membangun sistem jaringan yang kuat dalam jangka beberapa tahun saja, namun ia gagal dalam membangun basis yang kuat di setiap kota industri terpenting.

43.   Sentralisasi maksimum aktivitas partai tidak akan bisa dicapai hanya dengan membangun sistem kepemimpinan skematik, dengan mengumpulkan sejumlah besar group partai yang tersusun dari bawah ke atas. Yang harus dilakukan di kota‑kota besar, sebagai pusat kehidupan ekonomi, politik dan jaringan komunikasi/tansportasi, adalah meluaskan jaringan ke seluruh wilayah ekonomi politik yang mengelilingi dan atau berada di sebuah kota. Komite partai harus berkedudukan di kota industri terbesar pada suatu wilayah/lokal. Dari sinilah ia harus mengarahkan seluruh pekerjaan organisasi dan politik di sublokal‑sublokalnya. Disamping itu partai harus menjaga kontak yang erat dengan anggotanya dan massa kelas buruh yang bertempat tinggal di sub lokal yang bersangkutan.

44.  Para organisator lokal, yang dipilih dalam konferensi lokal dan disepakati oleh Komite Sentral Partai, harus memainkan peranan yang permanen dalam kehidupan partai di lokalnya. Komite lokal partai, sebagai pimpinan politik tertinggi di lokal yang bersangkutan, harus terus menerus diperkuat dengan anggota-anggota kelas buruh, dengan demikian akan memungkinkan komite untuk menjaga kontaknya dengan massa. Begitu organisasi semakin berkembang maka komite pimpinan lokal partai harus benar‑benar menjadi pimpinan politik seluruh aktivitas politik di lokalnya. Sehingga komite pimpinan lokal partai, bersama‑sama dengan Komite Sentral, akan menjalankan kepemimpinan politik yang sebenarnya terhadap organisasi partai secara keseluruhan.

Garis yang membatasi ruang lingkup lokal partai tidak ditentukan menurut garis batas wilayah geografisnya. Faktor yang paling menentukan adalah bahwa komite lokal partai harus selalu dalam posisi mengarahkan seluruh aktivitas sub‑komite lokalnya dengan mekanisme kerja yang seragam. Dan, jika inipun tidak  mungkin dilaksanakan, maka komite lokal harus segera dipecah untuk membuat satu atau dua komite lokal yang baru.  Di kota‑kota besar, jika memang diperlukan, perlu dibentuk berbagai organ yang menghubungkan berbagai komite lokal ini dengan Komite Sentral. Dalam situasi‑situasi tertentu, jika diperlukan, organ‑organ penghubung ini diberi kepemimpinan (sebagai contoh adalah organisasi di kota besar yang memiliki banyak anggota). Akan tetapi hal ini jangan sampai mendorong teradinya desentralisasi.

45.  Partai secara keseluruhan berada di bawah kepemimpinan Komunis Internasional. Arahan dan resolusi‑resolusi yang dikeluarkan oleh pimpinan sentral Komunis Internasional akan disampaikan kepada (l) Komite Sentral partai, atau (2) melalui Komite Sentral kemudian disampaikan kepada sejumlah komite khusus, atau (3) kepada seluruh organisasi partai. Arahan maupun resolusi‑resolusi tadi akan mengikat partai dan juga, tentu saja, seluruh anggota partai.

46.  Komite Sentral dipilih oleh Kongres partai dan bertanggungjawab kepadanya. Komite Sentral memilih sejumlah orang untuk menduduki dua badan yang lebih kecil, yang terdiri dari dua sub‑komite (biro) untuk menjalankan aktivitas politiknya[2]. Kedua biro ini mempertanggungjawabkan pekerjaan politiknya kepada Komite Sentral. Jika ada keputusan penting yang mendesak untuk diambil maka kedua biro ini mengatur pertemuan bersama secara reguler dengan Komite Sentral partai. Untuk mengkaji situasi politik secara umum dan memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan partai, maka perlu juga dihadirkan para wakil dari berbagai lokal di Komite Sentral untuk mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan seluruh partai. Untuk alasan ini juga, perbedean‑perbedaan pendapat dalam melihat persoalan taktik yang serius jangan sampai ditekan oleh Komite Sentral. Justru sebaliknya, pendapat‑pendapat ini harus terwakili dalam Komite Sentral. Namun Politbiro hanya memutuskan garis politik yang jelas berdasarkan otoritas yang diberikan oleh mayoritas anggota Komite Sentral. Berdasarkan hal ini maka Komite Sentral partai, khususnya dalam kasus partai legal, mampu meletakkan dasar yang knat untuk menegakkan disiplin di kalangan anggota partai. Dengan demikian ia bisa mencegah kebimbangan maupun penyelewengan dalam gerak politiknya. Seluruh ketidaksepakatan dalam partai bisa ditanggulangi hingga suatu saat bisa dibicarakan dalam forum kongres partai.

47.  Setiap komite pimpinan partai harus mengorganisasi pembagian kerja secara efektif. Dengan demikian akan memungkinkan partai untuk mengarahkan pekerjaan sebaik mungkin. Oleh karenanya, perlu untuk membentuk badan‑badan khusus yang menangani berbagai lapangan pekerjaan (propaganda, distribusi koran, kampanye serikat buruh, pekerjaan di kalangan kaum perempuan, informasi, kurir dan semacamnya). Setiap badan khusus ini tunduk kepada Komite Sentral maupun komite lokal partainya.

Komite lokal partai, dan juga Komite Sentral, mengontrol aktivitas dan komposisi seluruh komite yang berada di bawahnya. Untuk ini komite harus selalu melakukan pertukaran pekerjaan bagi anggota‑anggota partai yang menempati posisi‑posisi tertentu (para editor, organisator, propagandis dan sebagainya), melakukan pemindahan antar kota, sejauh hal ini bisa memperlancar pekerjaan partai. Para editor maupun propagandis juga harus terlibat dalam salah satu group kerja tertentu.

48.  Komite Sentral partai dan Komunis Internasional harus selalu memperoleh laporan yang lengkap dari seluruh organisasi Komunis, group‑group yang ada maupun dari individu‑individu anggota partai. Para wakil dan delegasi Komite Sentral berhak menghadiri semua pertemuan dan sidang‑sidang yang diselenggarakan komite‑komite yang ada dibawahnya maupun diskusi group‑group. Dalam kesempatan‑kesempatan seperti ini, para delegasi memiliki  hak veto.  Komite Sentral harus selalu memiliki delegasi (komisaris) yang akan membawa instruksi maupun informasi dari Komite Sentral kepada berbagai komite lokal maupun sejumlah group yang berkaitan dengan persoalan politik dan organisasional. Hal ini disampaikan baik melalui hubungan surat-menyurat maupun komunikasi lisan.

Komite Sentral maupun komite‑komite lokal harus memiliki komisi‑komisi revisi yang terdiri dari kawan‑kawan yang terlatih dan berpengalaman. Tugas komisi semacam ini adalah mengontrol dana dan keuangan (auditing) partai.  Masing‑masing organisasi, cabang partai maupun individu-individu anggota mempunyai hak untuk sewaktu‑waktu menyampaikan saran-saran, komentar atau keluhan‑keluhannya langsung ke Komite Sentral atau ke Komite Eksekutif Komunis Internasional.

49.  Semua arahan dan keputusan organ pimpinan partai bersifat mengikat organisasi‑organisasi maupun individu‑individu di bawahnya.  Kewajiban dan tanggung jawab organ pimpinan partai untuk menangani pelanggaran maupun pengabaian tugas oleh kawan-kawan pimpinan tidak bisa sepenuhnya dilakukan dengan cara‑cara formal. Sebagai contoh, dalam sebuah partai illegal, pertanggungjawaban mereka tidak bersifat formal. Yang harus dilakukan oleh organ pimpinan adalah mengumpulkan berbagai pendapat dari anggota‑anggota partai lainnya, menerima, mencatat, mendiskusikan informasi yang akurat. Baru setelah proses ini dilewati maka segera diambil tindakan.

50.   Dalam seluruh penampilan dan aktivitas politiknya ke luar partai, para anggota Partai wajib selalu bertindak sebagai anggota yanq berdisiplin dari organisasi militant. Jika muncul ketidaksepakatan mengenai sejumlah metode aksi, maka, sejauh mungkin ia didiskusikan terlebih dahulu dalam forum organisasi partai sebelum diambil keputusan, setelah itu tindakan/aksi dilakukan hanya berdasarkan keputusan yang telah diambil. Untuk memastikan agar semua keputusan partai dijalankan sepenuhnya oleh organisasi dan anggota partai, maka sebanyak mungkin anggota partai harus dilibatkan dalam mendiskusikan dan mengambil keputusan.

Seluruh level jajaran partai harus menentukan apakah ada persoalan tertentu yang harus didiskusikan secara terbuka oleh masing‑masing individu anggota (di koran maupun pamflet, misalnya), dalam bentuk apa dan sejauh mana hal ini dilakukan. Jika ada anggota partai yanq memandanq keputusan organisasi maupun organ pimpinan partai yang tidak tepat, maka kawan anggota yang bersangkutan  jangan sampai membuat pernyataan atau tindakan di depan umum yang dapat melemahkan atau menghancurkan kesatuan gerak partai di garis depan. Karenanya tindakan demikian merupakan bentuk pelanggaran disiplin yang paling besar dan kesalahan yang paling berat, yang dilakukan dalam perjuangan revolusioner.  Adalah kewajiban untuk membela Partai Komunis dan Komunis Internasional dalam menghadapi musuh‑musuh Komunisme. Siapa saja yang melalaikan kewajiban ini adalah seorang Komunis yang buruk, dan siapa‑saja yang dengan sengaja menyerang partai maupun Komunis Internasional di depan umum harus dianggap sebagai musuh partai.

51.  Anggaran dasar partai harus disusun sedemikian rupa sehingga ia tidak menjadi penghalang perkembangan dan pertumbuhan partai. Keputusan‑keputusan yang diambil oleh Komunis Internasional harus dijalankan oleh seluruh partai yang bergabung dengannya tanpa ditunda‑tunda, untuk itu semua perubahan yang diperlukan dalam anggaran dasar partai dapat dilakukan menyusul kemudian. 








Sabtu, 21 April 2012

Hukum Revolusi Tan Malaka (1948)

Banyak sekali disebut-sebut perkataan hukum revolusi di masa ini. Teristimewa semenjak peristiwa 3 Juli yang seolah-olah dilakukan olah “penjahat” Tan malaka cs. Sampai Jaksa Agungpun dalam pengadilan BTA yang sekarang memeriksa 3 Juli itu memakai perkatan hukum revolusi itu. Apakah arti, sifat dan maksudnya hukum revolusi itu? Terutama pula, seperti sudah dimajukan oleh tertuduh Mr. Moch. Yamin, di tangan siapakah hukum revolusi itu? Sampai dimana dan sampai bilamanakah berlakunya undang-undang revolusi itu? Dengan tanya yang lebih konkrit, tetapi sambil lalu saja: Apakah hukum revolusi itu boleh dilakukan oleh sembarang orang, atau sembarang gerombolan orang, buat menangkap, menyiksa, memfitnah atau membunuh musuhnya, dimana dan bilamana menurut kehendaknya dan semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu saja? Kalau begitu, maka suatu Revolusi itu tak berapa bedanya dengan satu lapang dan masa pembatalan (Penyembelihan) manusia secara besar-besaran.
Kalau begitupun, maka hukum revolusi yang mendapat pujaan dari pada pujangga seperti: Goete dan Hegel di masa lampau dan dari pujangga dunia seperti: Bernard Shaw di masa lebih baru ini, jauh lebih rendah lagi derajatnya dari pada suatu perang rebut-merebut jajahan atau pembantaian manusia secara biadab. Buat memberi jawaban yang agak memuaskan terhadap pertanyaan di atas, marilah lebih dahulu kita kemukakan beberapa “contoh” yang kita petik dari satu dua revolusi yang terkenal di dunia ini. Dari beberapa contoh itu kelak, kita dapat sekadarnya mengambil kesimpulan.
Contoh jenis pertama:
a.    Marat, pemimpin-tulen Murba Perancis, pada revolusi besar 1789, dibunuh, ditikam, oleh gadis Charlotte Corday secara pencideraan. Gadis ini adalah pengikut Sarikat-Borjuis bernama Girondine. Murba Paris tiada lama sesudahnya menghukum bunuh (mengguilletine!) gadis itu. Pembunuhan atas Marat itu sangat memperuncing pertentangan antara Club Jacobin yang memimpin Murba dengan Club Girondine yang memimpin burjuis. Walaupun kedua golongan menentang Raja dan Ningrat, tetapi setelah pembunuhan atas Marat itu dilakukan, maka kerjasama antara kedua Club itu semakin lama, semakin rusak. Sengketa kedua golongan, ialah golongan Murba dengan golongan borjuis itu berakhir dengan hancur luluhnya semua pemimpin borjuis yang berada dalam Club Girondine itu.
b.    Lenin, pemimpin Murba di Rusia pada permulaan revolusi Komunis (1917) ditembak oleh seorang perempuan bernama Dora Kaplan. Lenin yang tiada mengira akan pencederaan itu mendapat luka, yang sebenarnya tak dapat sembuh. Kaplan adalah penganut yang setia dari Partai Sosial Revolusioner, ialah Partainya Kerensky yang pernah menjadi Perdana menteri Rusia. Pencederaan Sosial Revolusioner itu mendorong Partai Komunis, mengambil tindakan tegas. Boleh dikata semua pemimpin Sosial Revolusioner yang bersalah dapat dibasmi dihancurkan oleh kaum Komunis.
c.    Maximilian Roberspiere, pemimpin Rakyat yang paling kiri dalam Revolusi Perancis (1789) yang termasyhur di masa teror (dimana menindas musuh, ialah ningrat borjuis dengan kejam). Atas tuduhan yang kurang memuaskan, menghukum bunuh teman seperjuangan selama itu, ialah Danton, juga pemimpin rakyat yang paling kiri dan seperti Roberspiere termasyhur pula di seluruh Perancis dan Eropa. Dengan segera para pengikut Danton membalas dendam dan berhasil menghukum bunuh Roberspiere: “Darahnya Danton akan menutup napasmu, hai Roberspiere!” Kedua gerombolan dari Roberspiere dan Danton itu hancur lebur. Dengan demikian maka hancurlah pula golongan Republiken.
Contoh jenis kedua :
a.    Raja Karel I, dihukum bunuh oleh Cromwell. Yang dibelakang ini adalah pemimpin kaum levellers, ialah kaum tani tengah (Yeomanry) yang dalam revolusi menghadapi raja  dan ningrat amat radikal di masa itu. Pembunuhan atas Raja Karel itu benar-benar menimbulkan dendam kesumat di antara golongan Ningrat di Inggris terhadap Partai Cromwell. Tetapi golongan ningrat tiada berjaya mengembalikan kekuasaan raja seperti bermula dan menghancurkan/menghancur-leburkan kaum tani dan kaum borjuis. Di kemudian hari kekuasaan raja dibatasi oleh undang-undang (Constituten) dan Negara Inggris diperintahi oleh kabinet yang bertanggung jawab kepada Parlemen. Raja cuma boneka saja.
b.    Lodewijk ke XIV, Raja Perancis turunan Le Roi Soleil, Anak Matahari, yang berfilsafat “L’etat c’est moi” Negara adalah saya, dihukum bunuh oleh Parlemen Perancis, yang mengadakan pemeriksaan umum dan mengambil putusan dengan pungutan suarayang dicatat satu persatu. Walaupun golongan dan partai raja mencoba membalas dendam dan mengadakan kontra-revolusi, tetapi kekuasaan Raja tak bisa dikembalikan dengan menghancurkan kaum REPUBLIKEN. Kaum Republiken ini hancur, karena perselisihan dari dalam dirinya sendiri, seperti sudah tersebut di atas.
c.    Keluarga Raja (Tsar) di Rusia, ketika kontra revolusi memuncak terbunuh dengan jalan yang tidak melalui pengadilan umum. Kaum Sosial Revolusioner yang memimpin kaum kontra revolusi yang dibantu oleh Kapitalis-imperialis luar negeri dihancurleburkan pula oleh kaum komunis. Tetapi kontra-revolusi yang dilakukan oleh kaum ningrat, borjuis dan kaum sosialis Rusia dalam percobaannya berkali-kali tak sanggup membalas dendam dan menghancurkankaum Komunis. Sebaliknya kaum ningrat dan Partai Tsar dan Partai Borjuis hancur-luluh. Ningrat bersama kaum borjuis tak dapat bangkit kembali.
Menurut contoh jenis pertama, maka dapatlah kita mengambil kesimpulan, bahwa  pembunuhan menurut hukum rimba yang dijatuhkan oleh Charlotte Corday atas Marat dan yang dicoba dijatuhkan oleh Dora Kaplan atas Lenin segera dibalas oleh Murba yang berdiri di belakang kedua pemimpin itu.
Murba yang ternyata menguasai perasaan terbesar dalam masyarakat, sanggup menghancur-leburkan kaum yang diwakili oleh Charlotte Corday ialah kaum borjuis itu. Tetapi golongan yang berdiri di belakang Roberspiere tak sanggup menghancur leburkan golongan rakyat yang membela pahamnya Danton.
Danton membalas dendam dan mengancurkan golongan pemimpin yang membela Roberspiere. Dengan perkataan lain baikpun hukum rimba yang dijalankan oleh perseorangan (Charlotte Corday dan Dora Kaplan) ataupun oleh suatu gerombolan dengan cara pengadilan yang tak sempurna (golongan Roberspiere) tak sanggup mendapatkan hasil yang hendak dicapainya ialah menghancur leburkan musuhnya.
Berdasarkan contoh jenis kedua, maka dapatlah pula kita mengambil kesimpulan bahwa walaupun yang dihukum bunuh itu (baik yang dengan hukum rimba ataupun secara teratur sekalipun) dilakukan atas raja yang ratusan tahun dianggap sakti, atau atas satu golongan yang selamanya ini berpengaruh besar, tetapi sudah mengambil sikap kontra-revolusioner (Kerensky) oleh karena yang dihukum bunuh itu memangnya perwakilan Ancien Regime (yang lama, yang lapuk), maka pembalasannya tak akan berhasil. Paham baru yang dianut oleh Murba-lah yang akan dibentuk oleh sejarah!
Inilah yang jaya memegang hukum revolusi !!
Jadi hukum revolusi itu, bukanlah suatu hukum yang bisa dijatuhkan begitu saja oleh perseorangan atau segerombolan orang, dan didorong pula oleh nafsu sendiri saja kepada orang atau gerombolan orang yang dianggap musuh. Seperti benar salahnya “siasat politik”, pada tingkat akhirnya dalam revolusi diadili dan diputuskan oleh Murba, ialah golongan terbesar dalam masyarakat yang berklas, dan pahlawan yang sebenarnya dalam revolusi, maka hukum revolusi itupun baru diputuskan oleh Murba.
Murba yang tertindas terhisap, Murba yang berhasrat-berjuanglah yang pada tingkat terakhir menentukan sesuatu hukum revolusi itu. Hukum atas alasan apa, dengan cara bagaiamana dan bilamanapun yang dijatuhkan oleh seseorang ataupun segerombolan orang atas orang lain atau gerombolan lain, adalah salah, dhalim dan berbahaya kalau hukuman itu merugikan kepentingan hasrat serta perjuangan Murba kaum terbesar dalam masyarkat ber-revolusi itu.
Hukum revolusi yang sesungguhnya yang bisa kekal, ialah hukum untuk Murba, dari Murba dan oleh Murba. hukum revolusi-pun seperti semua barang di dunia bersifat relatif, bersangkut paut! Dalam hal hukum revolusi adalah bersangkut paut dengan kepentingan Murba! Belum dapat dilarang, dalam revolusi kita ini kalau ahli-hukum yang memegang kekuasaan itu bersumpah atau ayat hukum yang ditelurkan oleh Krabben, Kranenburg, Kleintjes atau ahli hukum kolonial yang lain menuduh, mengadili dan menghukum orang yang dianggapnya bersalah melanggar undang-undang.
Belum dapat pula dilarang dalam revolusi kita ini; kalau pembesar ini atau itu yang memegang kekuasaan dan uang negara, menuduh, meresmikan nama penjahat ini dan itu sebelumnya kesalahan “penjahat” itu dapat dipastikan oleh hukum revolusi yang sesungguhnya. Sebagian Murba tertipu buat selama-lamanya. Seluruhnya Murba bisa pula tertipu buat sementara waktu. Tetapi tak akan bisa tertipu seluruhnya Murba buat seluruhnya waktu!!
Demarkasi revolusi terang tercantum di depan kita! Di sebelah sana adalah penjajah yang dengan tentara dan kaki tangannya bangsa Indonesia sendiri, sedang menghancurkan Republik dan mengembalikan rakyat Indonesia ke Status Terjajah dengan perjanjian Linggarjati dan Renville.
Di sebelah sini adalah Murba dan pemimpinnya yang dengan jalan membatalkan Linggarjati dan Renville serta bermaksud mengusir tentara Belanda serta penjajah Belanda. Siapa yang melewati garis demarkasi dan memasuki front musuh dan menentang front Murba adalah musuh revolusi.
Hukum revolusi yang sebenarnya harus jatuh/dijatuhkan pada mereka pelanggar demarkasi revolusi itu, yang menegakkan kembali yang lama, ialah penjajahan Belanda dan menghancurkan yang baru, ialah kemerdekaan 100 % yang sudah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 dan dibela oleh rakyat Indonesia dengan pengorbanan yang tak kalah sifat dan bilangnya oleh Revolusi mana dan waktu bilapun juga.
Di tangan Murba lah terletaknya hukum revolusi; untuk membela kepentingan Murbalah hukum revolusi itu harus dijatuhkan! Hukum revolusi, ialah hukumnya kaum Murba, yakni kaum terbesar dalam masyarakat untuk membela kepentingan, kemerdekaan serta keamanan masyarakat Murba itu sendiri !!!