Inilah Jalanku….
Hari ini tanggal 3
april 2012 suatu hari dimana telah tiga hari yang lalu tanggal 30 maret 2012,
saya telah menyelesaikan studiku dibangku kuliah dan menyandang gelar Sarjana
Pendidikan di jurusan Bimbingan Konseling. Tentu hal tersebut merupakan hal
yang paling indah dan membahagiakan dalam hidupku dan bagi kedua orang tuaku
yang telah bersusah payah berjuang membiayaiku kuliah hingga selesai meraih S1.
Namun disi lain hatiku merasa berat untuk meningalkan dunia mahasiswa yang dulu
telah lama ku lalui dengan penuh tantangan dan dinamika,,,,,terlebih
meninggalkan sahabat-sahabatku di perhimpunan, IMK.
Sudah tiga hari ini aku
menyendiri dan merenung di kos,,,,,,,,,mengingat kembali kenangan-kenangan akan
indahnya masa-masa dunia mahasiswa terlebih ketika konsolidasi bersama
teman-teman Kelompok Cipayung Plus (PMKRI, GMNI, HMI, PMII, GMKI, FMN, dll) untuk
melakukan aksi gerakan bersama dijalanan,,,,,,itulah dunia ku jalani saat itu,
diskusi dan konsolidasi,,,,,,
24 Februari 2010
merupakan tonggak bagi kami sebagai kader baru perimpunan untuk bangkit kembali
menghidupkan PMKRI ditengah segala keterbatasan baik kader maupun fasilitas
marga yang sebelumnya Vakum, dikepemimpinan Mandataris RUAC/Formatur
Tunggal/Ketua Presidium Saudara Hendrikus Adam selama dua tahun 2008-2010.
Keterbatasan bukanlah suatu alasan untuk menyurutkan langkah dan semangat kami
untuk perubahan. Saat sulit inilah
spirit kami berkobar-kobar, RUAC yang menjadi forum tertinggi perhimpunan di
cabang meski hanya dihadiri segelintir kader hanya 14 orang (Lidya, Hen, Rigen,
Adam, Willy, Apin, Leo, Riko, Eras, Iren, Hendro, Coni, Andesa dan yogi) hingga
RUAC berakhir dengan terpilihnya saudari Lidya Natalia Sartono sebagai ketua
presidium baru PMKRI Cabang Pontianak periode 2010-2011 dan dilantik pada
tanggal 17 april 2010 di rektorat Universitas Tanjungpura.
Setelah perlantikan
usai kepengurusan melakukan langkah-langkah strategis guna menghidupkan PMKRI
kembali, diantaranya melakukan audiensi dengan berbagai pihak diantaranya Uskup
Agung Pontianak, Gubernur Kalbar, Walikota Pontianak, senior dan alumni. Untuk
mengaktifkan margasiswa, menghidupkan listrik marga, untuk persiapan
perlaksanaan Kongres Nasional XXVIII dan Sidang MPA XXVII PMKRI tahun 2011. Pelaksanaan
POF dan Raker sebagai awal untuk menyatukan persepsi semua kepengurusan guna
menyusun program kerja yang akan dilaksanakan satu tahun kepengurusan
2010-2011. Sebagai Presidium Hubungan Antar Perguruan Tinggi saat itu hal yang pertama harus ku lakukan adalah
melakukan komunikasi dan mengumpulkan semua Ketua-ketua organisasi mahasiswa
katolik internal kampus guna konsolidasi dan mempererat silahturahmi dalam
membangun gerakan mahasiswa katolik di Pontianak, terutama untuk perekutan
anggota baru PMKRI diantaranya IMK, KMK Untan,KMK UPB dan Bem STP.
Kedua
membentuk
komisariat kampus sebagai ujung tombak pengembangan basis kader dikampus (meski
tidak berjalan seperti diharapkan). Ketiga
melakukan diskusi lintas kampus,,keempat
membangun gerakan internal kampus untuk infilterisasi kader-kader PMKRI
dapat mengisi Post-Post dan lini-lini penting organisasi mahasiswa lainya yang
ada dikampus agar kader PMKRI diperhitungkan disetiap kampus.
Ketika Perseteruan
Mengasah Kedewasaan…!!!
Awal bulan desember
menandai sebentar lagi akan berakhir tahun 2010 suasana dinamika internal
perhimpunan mulai terasa menjelang memasuki suksesi RUAC terutama dilingkaran
Pengurus harian cabang hingga para anggota perhimpunan terkait dengan
pergantian ketua presidium sebagai pimpinan perhimpunan maklumlah jabatan
sebagai ketua presidium merupakan jabatan cukup prestisius untuk caliber
mahasiswa. Hal ini dimulai dengan munculnya calon-calon ketua presidium yang
ingin maju. Berbagai manuver dan strategi yang dilakukan untuk meyakinkan
anggota agar dapat dirangkul untuk mendulang suara, maka munculah dua kubu
kelompok dalam menjelang pelaksanaan RUAC tanggal 26 Februari yaitu kubu Erasmus CA dan
kubu Leonard Nova Cristy.
Dalam diskusi kecil yang bertempat di rumah
Frans welly winarno sebelum libur natal tahun 2010 yang dihadiri apin, willy,
rudi, dan leo merekomendasikan willy maju sebagai calon ketua presidium,,namun
dalam perjalanan tidak ada respon sementara eras setiap hari leleuasa
bergelirya pada anggota untuk suksesi kampanye. Setelah libur natal selesai sekitar tanggal 11
januari 2011, maka ketiga orang tersebut berdiskusi kembali bertempat di asrama
sintang untuk membicarakan siapa sebenarnya yang akan dicalonkan untuk menandingi
Erasmus sehingga kesimpulan akhir dari diskusi tersebut mendorong Leonard Nova
Cristy sebagai calon ketua presidium dan pembagian tugas-tugas untuk pemenangan
sebagai berikut apin bertugas merumuskan strategi pemenangan, sebagai inteljen
dan membangun manajemen konflik, dan rudi tugas membangun basis masa dan
agitasi pada anggota sedangkan leo aktif kampanye secara sistematis dan
tertutup.
Seiring perjalanan
waktu perseteruan yang masih internal menjadi terbuka ketika rapat pleno dewan
pimpinan cabang sebagai forum evaluasi kepengurusan yang dilaksanakan tiga
bulan terakhir. Ditandai dengan banyak program kerja diantara jajaran presidium
tidak terlaksana sementara periode kepengurusan segera berakhir, sorotan
terhadap masalah advokasi diperbatasan yang akan dilakukan oleh beberapa
anggota PHC secara diam-diam menjadi polemic yang sangat tajam dan persoalan kapan RUAC akan dilaksanakan menjadi
pertentangan. Menurut Erasmus yang saat itu bersikeras bahwa RUAC dilaksanakan
tanggal 26 ferbuari yang di dasari wacana saat POF. Sementara leo dan apin
menepis argument tersebut bahwa tidak ada tercantum dalam dukumen keputusan
POF tentang pelaksanaan RUAC dan jika
dipaksakan dilaksanakan tanggal 26 Pebruari 2011 maka RUAC tersebut cacat hokum
karena bertentangan dengan AD/ART dan ARTC. Dalam Anggaran Rumah Tangga
Cabang pasal 4 ayat 3 mengatakan bahwa “Mandataris dipilih dalam RUAC untuk
jangka waktu kepengurusan 1 (satu) tahun terhitung sejak pelantikan” hal ini
didasari bahwa kepengurusan belum sampai genap satu tahun jika ini dipaksakan
maka dapat dikatakan RUAI ( Rapat Umum Anggota Istimewa) namun jika RUAI
dilaksanakan pun tidak ada dasar hokum karena Ketua Presidium & PHC tidak
melanggar AD/ ART dan ARTC serta peraturan-peraturan lainya yang dianggap sah dalam perhimpunan. Pasal
tersebutlah yang kurang di pahami oleh ketua presidium Lidya Natalia Sartono
saat itu sehingga memberikan catatan bahwa RUAC bisa dilaksanakan jika seluruh
PHC segera membuat laporan pertanggungjawaban kepada ketua presidium.
Dari catatan keputusan ketua presidium tersebutlah ada
diantara beberapa PHC (Leo,apin dkk) merasa
tidak puas, dan merasa kepengurusan akan di RUAI dengan tidak memiliki alasan dasar hokum yang
kuat dan bertentangan dengan ARTC. Sehingga melakukan/memainkan manuver
terselubung melalui inteljen dengan membangun manajemen konflik di internal
perhimpunan dengan isu rencana advokasi diam-diam oleh beberapa orang jajaran
PHC di perbatasan tampa sepengetahuan PHC lainya dan anggota dan dianggap
sebagai “ Penghianatan Pada Perhimpunan karena dapat membahayakan perhimpunan
secara umum”. Hal inilah yang menandai konflik menjadi terbuka sampai pada
anggota dimana perseteruan antara Erasmus dengan lidya, willy dan Hendrikus
saat pembentukan kepanitiaan RUAC. Dengan terbentuknaya kepanitian pelaksanaan
RUAC dengan PPO sebagai penanggungjawab program kerja terjadi pertentangan
babak baru dimana banyak keputusan kepanitian tampa sepengetahuan PPO (Leo) saat itu sehingga PPO merasa di
belakangi oleh sekjen (Eras). Dengan ambisi dan keyakinan eras yang kuat eras
ingin memainkan peran penting di kepanitiaan agar mendapatkan simpati dari
panitia dan anggota. Dengan menentukan tema, tempat pelaksanaan dan mekanisme
RUAC ditentukan saat rapat sekjen dan panitia inti di asrama Simpangk Ketapang.
Yang seharusnya hal-hal priinsipil tersebut dibahas pada rapat presidium harian
cabang. Sehingga hasil keputusan rapat tersebut dinyatakan batal demi hokum dan
tidak sah oleh ketua presidium karena tidak sesuai prosedur dan mekanisme
perhimpunan.
Adu Strategi dan
Taktik,,,,,,,,
Hampir tiga minggu menjelang RUAC suasana perseteruan antar
kubu untuk memperebutkan pengaruh pada anggota semakin terbuka terbukti dengan
aktivitas-aktivitas kelompok masing-masing kubu. Kubu eras mulai nampak dengan strategi ingin mendapatkan dukungan
dari alumni, menjanjikan jabatan pada anggota yang mendukungnya, dan memainkan
isu antar daerah dan berkunjung ke kos-kos anggota dan kumpul-kumpul di salah
satu kafe di gajah mada dan sekitaran tol Kapuas 1. Kubu Leo membangun strategi dengan pembagian tugas tim tiga sebagai
tim pemenangan (pemikir,strategi dan lapangan eksekusi) dengan asrama sintang sebagai tempat basis
dimulai mengumpulkan anggota perangkatan (kera,
beruk, sapi, kambing, tikus) dengan membentuk coordinator, melakukan agitasi pada anggota, kampanye
dari kos ke kos, kampanye dari kampus ke kampus, penyusunan strategi
menggagalkan RUAC tanggal 26 pebruari yang cacat hukum, pembentukan tim khusus
pelaksanaan RUAC yaitu tim penjemput anggota, inteljen, team pimpinan sidang Ad
hock, tim penculik anggota, tim pengacau RUAC
dan tim propaganda dan SMS sebelum pemilihan. Malam tanggal 25 perbuari 2011
diadakan rapat terakhir PHC guna menyerahkan laporan LPJ masing-masing jajaran
presidium namun sampai H-1 pelaksanaan RUAC laporan belum diserahkan PPK dan
sekjen pada ketua presidium. Sehingga ketua presidium menawarkan untuk
mengundurkan pelaksanaan RUAC namun sekjen memaksakan untuk tetap dilaksanakan
esok harinya sehingga rapat malam itu berantakan tidak ada keputusan yang
dihasilkan dikarenakan sekjen marah besar merasa tidak terima jika pelaksanaan
RUAC di tunda sambil menunggu penyerahan laporan PPK.
Esok hari tepat tanggal 26 pebruari 2011 kira-kira pukul
07.00 wib semua anggota berkumpul di aula margasiswa dan melaksanakan misa
pembukaan RUAC yang dipimpin oleh pastor Robini Mardianto OP pastor moderator
mahasiswa. Setelah misa selesai belum ada tanda-tanda bahwa RUAC akan dibuka di
karenakan ketua presidium belum datang dan kondisi setiap anggota saling
bertanya satu dengan yang lainya apakah RUAC jadi dilaksanakan?. Kira-kira
pukul 11.00 wib ketua presidium Lidya Natalia Sartono datang kemarga dan
diminta untuk membuka sidang, setelah prosesi sidang kehormatan pembukaan RUAC
di bacakan oleh pembawa acara saulus.
Semua jajaran PHC maju ke meja pimpinan sidang dan ketua presidium menyatakan
tidak akan membuka pelaksanaan RUAC dikarenakan cacat hukum dan laporan PHC
belum selsai sehingga menimbulkan suasana tegang dalam ruangan. Sehingga PHC mengadakan lobi seperti yang
diusulkan salah satu anggota rudi cs, namun tidak menghasilkan keputusan dan RUAC
tetap dibatalkan/ditunda. Sampai-sampai saat itu hadir pastor moderator sebagai
penengah untuk mencari solusi terbaik agar tidak mengecewakan semua anggota.
Setelah melalui penjelasan ketua presidium para anggota pun bubar meninggalkan
ruangan sidang dan keributan pun mulai diluar marga dikarenakan eras dan riko
emosi.
Satu minggu setelah
kejadian tersebut berlalu dan keadaan pun mulai mereda ketua presidium dengan
arif dan bijaksana mengumpulkan kembali PHC dan anggota sehingga menghasilkan
keputusan bahwa akan dilaksanakan Dies Natalis PMKRI Pontianak ke 50 (pesta
emas) dan RUAC akan dilaksanakan 4 april 2011. Dalam pelaksanaan RUAC tanggal 4
april yang direncanakan hanya 3 hari namun berlangsung satu minggu dengan
dinamika yang luar biasa sehingga beberapa kali dedlock. Yang pada akhirnya
mengukuhkan/terpilihnya saudara Leonard Nova Cristy sebagai ketua presidium
periode 2011-2012 dengan suara unggul 42 suara dari Erasmus 33 dan willy 4 suara sedangkan satu
suara abstain.
Babak Baru Perhimpunan.
Tanggal 5 mei 2011
merupakan babak baru perhimpunan dengan dilaksanakanya pelantikan kepenggurusan
PMKRI cabang Pontianak 2011-2012 di aula margasiswa yang dilantik oleh sekjen
pengurus pusat Emanuel Herdiyanto MG. Para personil kepengurusan yang baru
tersebut tidaklah jauh berbeda dengan
kepengurusan yang lalu hanya saja posisi yang berubah kepengurusan tersebut
terdiri dari Leonard Nova Cristy (ketua presidium), Franz Willy Wiinarno
(Sekjen), Teresia Nika (Bendahara), Bernadus Apin (PPO), Yenni Dhi Putria
(PPK), Martinus Rudi (PGK), Abelnus (PHPT) dan Joni pangarara (PHLN). Tugas
kepengurusan ini sangat berat dimana tahun 2011 pmkri pontianak sebagai tuan
rumah agenda nasional dua tahunan yaitu kongres nasional XXVIII & sidang
MPA XXVII yang merupakan kekuasaan tertinggi dalam PMKRI ditambah lagi dinamika
internal masih terasa pasca RUAC lalu, semangat tiga benang merah
perhimpunanlah yang selalu kami pegang bersama dalam aktivitas keseharian di
perhimpunan sehingga hubungan dengan sesama anggota, alumni terjaga dengan baik
sehingga kami mampu menjalankan segala program kerja kepengurusan dengan baik
termasuklah mensukseskan pelaksanaan Kongres Nasional XXVIII & Sidang MPA
XXVII PMKRI dengan Bernadus Apin (PPO) sebagai ketua panita pelaksana. Hal ini membuktikan bahwa tahun 2011
pontianak sebagai tempat dimana Mahasiswa Katolik Republik Indonesia berbicara
untuk kehidupan dan perkembangan berbangsa dan bernegara melaui
ketetapan-ketetapan strategis dalam sidang MPA sekaligus sejarah bagi mahasiswa
katolik Kalimantan barat umumnya dimana untuk pertama kalinya sebagai tuan
rumah kongres nasional dan sidang MPA dimana PMKRI berusia 62 tahun. PMKRI
merupakan salah satu organisasi mahasiswa di republik ini memiliki andil besar
dalam menentukan sejarah perjalanan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan.
Tanggal 2 juni 2012 merupakan masa periode kepengurusan 2011-2012 berakhir
dengan ditandai serah terima jabatan dari ketua presidium demisioner kepada
ketua presidium terpilih periode 2012-2013 saudara martinus rudi sekaligus
pelantikan kepengurusan baru perhimpunan. Peristiwa tanggal 2 juni inilah
menjadi bagian tersendiri bagi saya dimana tidak lagi terlibat aktif dalam
dinamika kehidupan kemahasiswaan sekaligus akhir saya dari kepengurusan PMKRI
dan akhir menjadi mahasiswa karena telah selesai wisuda sarjana. Namun semangat
mahasiswa yang penuh vitalitas pantang menyerah dalam setiap pergerakan dan
penuh idealisme tetap bertahan hingga kini dan akan terus kujaga hingga akhir
usia ku kelak…….
Jalan Setapak Baru Yang
Akan Ku Lalui
Tanggal 16 agustus 2012
merupakan hari pertama, untukku karena lamaranku diterima di sekolah SMP Slamet
Riyadi balai untuk mengabdi sebagai seorang guru ditempat dimana aku pernah
sekolah dulu, cukup lama bagi aku coba pertimbangkan untuk menjadi seorang guru
yang barang tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Namun sebagai
seorang anak muda apa lagi kader PMKRI harus memiliki sikap “siap sedia” untuk
segala panggilan hidup mungkin inilah jalan baru untukku terus belajar akan
arti dinamika hidup dalam mengarungi jalan terjal di bumi ini. Tentu hal ini
merupakan suatu kehormatan dan anugerah bagiku untuk bisa berbagi ilmu dan
berkesempatan mendidik putra/putrid yang ada di batang tarang dan sekitarnya.
Tak terasa sudah satu semester aku disana bergulat dengan waktu bersama para
anak didiku, mungkin kesempatan bagiku untuk melatih dan mengkaderkan orang
muda ini kembali seperti disaat aku masih di perhimpunan dulu, tentu banyak hal
yang harus kulalui baik suka maupun duka apalagi mendidik orang-orang muda yang
masih dalam tahap perkembangan pra-remaja tentu cukup menantang bagiku. Namun
ruang bagi ku untuk berbuat lebih guna mempersiapkan mereka sebagai kader-kader
muda yang dapat diandalkan dan militan sangat masih terbatas, aku sangat
berharap kedepannya ruang tersebut bisa dibuka dengan lebar sehingga kami
orang-orang muda bisa berkreativitas, khususnya untuk para pendidik muda.
Maju terus perjuangan
mahasiwa…….
Hentakan kakimu kebumi
dalam setiap nafas pergerakan……
Jadilah obor dan
mentor-mentor perubahan bangsa……..
”Dari
setiap lereng gunung, biarlah kebebasan berdering. Ketika kita membiarkan
kebebasan berdering, ketika kita membiarkannya berdering dari setiap desa dan
setiap dusun”
Martin
Luther King JR
Pontianak,
3 April 2012
“Ku peluk erat engkau dalam setiap
napas dan gerak perjuanganku”
Bernadus
Apin