A. Pendahuluan
Kondisi
kehidupan organisasi modern, terdapat cirri-ciri utama yang berpengaruh ialah adanya kondisi yang menunjukan
pertentangan atau saling berlawanan antara hal-hal seperti ; tuntutan
organisasi dengan keinginan masing-masing anggota organisi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cangih dengan sistm tradisional, stabilitas dan
inovasi, keseragaman dengan perubahan, penyesuaian dengan kreativitas,
perkembangan dinamika organisasi dengan birokrasi yang sempit dan sebagainya.
Proses
tersebut akan terus terjadi dan tidak pernah berhenti. Persoalan yang muncul adalah
bagaimana pemimpin suatu organisasi itu dapat mengatasi dan menyeleraskan segala
macam kontradiksi tersebut untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena
itu diperlukan pemimpin yang efektip dan berkualitas yaitu seorang pemimpin
yang mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta gerak
masyarakat yang selalu berkembang dan terkadan perkembanganya terlalu cepat.
Sikap
fleksibelityas pemimpin tercermin pada tiga unsur pokok yaitu cocok, sejalan dan taat asas. Cocok dalam pengertian seorang
pemimpin selalu mengatur dan
mengendalikan prilakunnya sesuai dengan situasi dimana proses kepemimpinan itu
dilaksanakan. Sejalan dalam arti
mengarahkan perilaku kepemimpinan sesuai dengan tugas dan kenyataan organisasi
yang dipimpinya. Sedangkan taat asas yaitu
ketaatan pada sikap atau konsisten pemimpin pada keperibadian dan keyakinanya.
Kualitas
kepemimpinan dapat dicapai apabila dalam diri seorang pemimpin tumbuh kesadaran
dan pemahaman yang mendalam terhadap makna kepemimpinan beserta aspek-aspeknya
seperti prinsip-prinsip, fungsi kepemimpinan.
Seorang
pemimpin yang baik diharapkan dapat memahami segala aspek prilaku kepemimpinan
dan mengetahui kapan fungsi kepemimpinan diperlukan, pemimpin yang baik
memiliki tiga kesadaran yaitu: pertama sadar kapan pemimpin itu diperlukan dalam
situasi tertentu. Kedua sadar akan
perubahan nilai baik dalam lingkungan unit kerjanya masing-masing maupun dalam
masyarakat. Ketiga sadar betapa
pentingnya kepemimpinan yang efektif mampu mengerakan orang lain bekerja
seefektif mungkin.
Untuk
dapat mendapatkan pemimpin yang baik disaat sekarang dan masa depan perlu
adanya kaderisasi kepemimpinan yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan
pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan mampu bertanggung jawab tampa KKN.
B. Kaderisasi
kepemimpinan
Kepemimpinan
mengacu pada sebuah proses untuk mengerakan sekeumpulan orang menuju ke suatu
tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak tampa memaksa. Kepemimpinan
juga bukan sekedar penurunan sifat/bakat dari orang tua kepada anaknya, tetapi
ditentuka oleh semua aspek keperibadian, sehingga dapat menjalankan kepemimpinan
yang efektif yaitu:
1. Intelegensi
yang cukup tinggi
2. Kemampuan
melakukan analisis situasi dalam mengambilan keputusan.
3. Kemampuan
mengaplikasikan hubungan manusiawi yang efektif agar keputusan dapat
dikomunikasikan.
Oleh sebab itu seseorang pemimpin berkewajiban
memberikan kesempatan kepada orang-orang yang dipimpinya. Kesempatan yang
diberikan tersebut merupakan kegiatan yang berisikan upaya-upaya yang mendukung
bagi terbentuknya integritas keperibadian dan kemampuan mengerakan orang lain
secara terus menerus sehingga dapat mempersiapkanya menjadi pemimpin langkah
ini disebut kaderisasi.
Kaderisasi
kepemimpinan adalah proses mempersiapkan seseorang menjadi pemimpin penganti di
masa depan yang akan memikul tanggung jawab penting dan besar dalam lingkungan suatu
organisasi. Mengapa kaderisasi diperlukan? Karena semua manusia termasuk yang sekarang
menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri kepemimpinanya, baik
dikehendaki maupun tidak. Proses tersebut dapat terjadi karena:
1. Adanya
ketentuan periodeisasi kepemimpinan
2. Adanya
penolakan dari anggota kelompok yang menghendaki pergantian kepemimpinan baik
wajar maupun tidak.
3. Proses
alamiah, menjadi tua dan kehilangan kemampuan memimpin
4. Kematian
5. Agar
tersedia jumlah pemimpin yang berkualitas.
Dalam pelaksanaanya prose
kaderisasi terdiri dari dua macam yaitu:
1.
Kaderisasi Informal
Untuk
melahirkan seseorang pem,impin yang berkualitas dip[erlukan proses jangka waktu
yang cukup lama, seluruh kehidupan seseorang sejak masa kanak-kanak dan remaja
merupakan masa kaderisasi untuk menjadi pemimpin dalam upaya membentuk pribadi,
agar memiliki keungulan dalam aspek-aspek yang dibutuhkan untukl mampu
bersaing. Kaderisasi disebut juga sebagai proses pendidikan termasuk proses
belajar dilingkungan sekolah, pendidikan keluarga, peluang dalam kurikulum
dalam program ekstrakurikuler serta lingkungan.
Factor
yang mempengaruhi kegagalan seseorang pemimpin, pertama berada diluar diri yang bersangkutan, yaitu peluang menjadi
pemimpin. Kedua factor dari dalam
diri sendiri yaitu keberanian dan kemampuan menciptakan dan merebut kesempatan
menjadi pemimpin.oleh sebab itu pemimpin terdahulu perlu membangun komunikasi
dengan generasi muda, member contoh dan keteladanan, bimbingan dan arahan yang
baik agar dapat menjadi teladan oleh generasi muda dalam mempersiapkan diri
menjadi pemimpin.
2.
Kaderisasi formal
Kaderisasi
formal adalah usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk masa depan secara
terencana, teratur, dan sistematis dan terarah. Untuk itu proses kaderisasi
mengikuti kurikulum yang telah di desain secara khusus yang harus dilaksanakan
selama jangka waktu tertentu dan berisi bahan-bahan teoritis dan praktik
tentang kepemimpinan dan bahan-bahan lain sebagai mendukung.
Usaha
kaderisasi internal yang bersifat formal dapat ditempuh dengan beberapa cara
sebagai berikut:
1. Memberikan
kesempatan menduduki jabatan sebagai pemimpin yaitu, kaderisasi ini dilakukan
dengan cara mengankat dan memberikan kesempatan secara formal kepada seseorang calon pemimpin usia muda untuk memangku jabatan
pemimpin.
2. Latihan
kepemimpinan didalam dan diluar organisasi
Yitu memberikan
kesempatan kepada anggota organisasi untuk mengikuti program mempersiapkan
calon pemimpin yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya magang,
pelatihan.
3. Memberikan
tugas belajar
Untuk mempersiapkan
calon pemimpin yang berkualitas perlu memberikan tugas belajar pada kader,
untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin
sehingga suatu saat siap mendudukui suatu jabatan pada jenjang masing-masing.
4. Penugasan
sebagai pucuk pimpinan suatu unit
Dilingkungan organisasi
besar dengan memiliki cabang di daerah dapat dilaksanakan kaderisasi dengan
memberikan penugasan seseorang menjadi pucuk pimpinan pada salah satu cabang
atau perwakilan.
Kaderisasi
kepemimpinan secara formal bersifat eksternal dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menyeleksi
sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan
jenis dan jenjang tertentu, untuk diangkat menjadi pemimpin suatu unit yang
sesuai, atau ditugaskan magang sebelum memimpin unit tersebut.
2. Menyeleksi
sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu,
kemudian ditugaskan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebig tinggi didalam
dan luar negeri.
3. Memesan
sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan formal dengan frogram khusus
atau spesialisasi, sesuai bidang yang dikelola organisasi pemesan.
4. Menerima
sejumlah gemnerasi muda dari suatu lembaga pendidikan untuk melakukan kerja
praktik dilingkungan organisasi.
5. Memberikan
beasiswa atau tunjangan belajar pada anak-anak yang kurang mampu yang
berprestasi baik dilingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Sumber :
Veithzal Rivai, (2011). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
s
Sumber :
Veithzal Rivai, (2011). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar