"Selamat Datang Di Blog Pro Ecclesia Et Patria"

Minggu, 01 April 2012

KADERISASI DAN KUALITAS PEMIMPIN


A.      Pendahuluan
Kondisi kehidupan organisasi modern, terdapat cirri-ciri utama yang berpengaruh  ialah adanya kondisi yang menunjukan pertentangan atau saling berlawanan antara hal-hal seperti ; tuntutan organisasi dengan keinginan masing-masing anggota organisi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cangih dengan sistm tradisional, stabilitas dan inovasi, keseragaman dengan perubahan, penyesuaian dengan kreativitas, perkembangan dinamika organisasi dengan birokrasi yang sempit dan sebagainya.
Proses tersebut akan terus terjadi dan tidak pernah berhenti. Persoalan yang muncul adalah bagaimana pemimpin suatu organisasi itu dapat mengatasi dan menyeleraskan segala macam kontradiksi tersebut untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang efektip dan berkualitas yaitu seorang pemimpin yang mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta gerak masyarakat yang selalu berkembang dan terkadan perkembanganya terlalu cepat.
Sikap fleksibelityas pemimpin tercermin pada tiga unsur pokok  yaitu cocok, sejalan dan taat asas. Cocok dalam pengertian seorang pemimpin  selalu mengatur dan mengendalikan prilakunnya sesuai dengan situasi dimana proses kepemimpinan itu dilaksanakan. Sejalan dalam arti mengarahkan perilaku kepemimpinan sesuai dengan tugas dan kenyataan organisasi yang dipimpinya. Sedangkan taat asas yaitu ketaatan pada sikap atau konsisten pemimpin pada keperibadian dan keyakinanya.
Kualitas kepemimpinan dapat dicapai apabila dalam diri seorang pemimpin tumbuh kesadaran dan pemahaman yang mendalam terhadap makna kepemimpinan beserta aspek-aspeknya seperti prinsip-prinsip, fungsi kepemimpinan.
Seorang pemimpin yang baik diharapkan dapat memahami segala aspek prilaku kepemimpinan dan mengetahui kapan fungsi kepemimpinan diperlukan, pemimpin yang baik memiliki tiga kesadaran yaitu: pertama  sadar kapan pemimpin itu diperlukan dalam situasi tertentu. Kedua sadar akan perubahan nilai baik dalam lingkungan unit kerjanya masing-masing maupun dalam masyarakat. Ketiga sadar betapa pentingnya kepemimpinan yang efektif mampu mengerakan orang lain bekerja seefektif mungkin.
Untuk dapat mendapatkan pemimpin yang baik disaat sekarang dan masa depan perlu adanya kaderisasi kepemimpinan yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan mampu bertanggung jawab tampa KKN.
B.       Kaderisasi kepemimpinan
Kepemimpinan mengacu pada sebuah proses untuk mengerakan sekeumpulan orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak tampa memaksa. Kepemimpinan juga bukan sekedar penurunan sifat/bakat dari orang tua kepada anaknya, tetapi ditentuka oleh semua aspek keperibadian, sehingga dapat menjalankan kepemimpinan yang efektif yaitu:
1.      Intelegensi yang cukup tinggi
2.      Kemampuan melakukan analisis situasi dalam mengambilan keputusan.
3.      Kemampuan mengaplikasikan hubungan manusiawi yang efektif agar keputusan dapat dikomunikasikan.
 Oleh sebab itu seseorang pemimpin berkewajiban memberikan kesempatan kepada orang-orang yang dipimpinya. Kesempatan yang diberikan tersebut merupakan kegiatan yang berisikan upaya-upaya yang mendukung bagi terbentuknya integritas keperibadian dan kemampuan mengerakan orang lain secara terus menerus sehingga dapat mempersiapkanya menjadi pemimpin langkah ini disebut kaderisasi.
Kaderisasi kepemimpinan adalah proses mempersiapkan seseorang menjadi pemimpin penganti di masa depan yang akan memikul tanggung jawab penting dan besar dalam lingkungan suatu organisasi. Mengapa kaderisasi diperlukan? Karena semua manusia termasuk yang sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri kepemimpinanya, baik dikehendaki maupun tidak. Proses tersebut dapat terjadi karena:
1.      Adanya ketentuan periodeisasi kepemimpinan
2.      Adanya penolakan dari anggota kelompok yang menghendaki pergantian kepemimpinan baik wajar maupun tidak.
3.      Proses alamiah, menjadi tua dan kehilangan kemampuan memimpin
4.      Kematian
5.      Agar tersedia jumlah pemimpin yang berkualitas.
Dalam pelaksanaanya prose kaderisasi terdiri dari dua macam yaitu:
1.        Kaderisasi Informal
Untuk melahirkan seseorang pem,impin yang berkualitas dip[erlukan proses jangka waktu yang cukup lama, seluruh kehidupan seseorang sejak masa kanak-kanak dan remaja merupakan masa kaderisasi untuk menjadi pemimpin dalam upaya membentuk pribadi, agar memiliki keungulan dalam aspek-aspek yang dibutuhkan untukl mampu bersaing. Kaderisasi disebut juga sebagai proses pendidikan termasuk proses belajar dilingkungan sekolah, pendidikan keluarga, peluang dalam kurikulum dalam program ekstrakurikuler serta lingkungan.
Factor yang mempengaruhi kegagalan seseorang pemimpin, pertama berada diluar diri yang bersangkutan, yaitu peluang menjadi pemimpin. Kedua factor dari dalam diri sendiri yaitu keberanian dan kemampuan menciptakan dan merebut kesempatan menjadi pemimpin.oleh sebab itu pemimpin terdahulu perlu membangun komunikasi dengan generasi muda, member contoh dan keteladanan, bimbingan dan arahan yang baik agar dapat menjadi teladan oleh generasi muda dalam mempersiapkan diri menjadi pemimpin.
2.        Kaderisasi formal
Kaderisasi formal adalah usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk masa depan secara terencana, teratur, dan sistematis dan terarah. Untuk itu proses kaderisasi mengikuti kurikulum yang telah di desain secara khusus yang harus dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan berisi bahan-bahan teoritis dan praktik tentang kepemimpinan dan bahan-bahan lain sebagai mendukung.
Usaha kaderisasi internal yang bersifat formal dapat ditempuh dengan beberapa cara sebagai berikut:
1.      Memberikan kesempatan menduduki jabatan sebagai pemimpin yaitu, kaderisasi ini dilakukan dengan cara mengankat dan memberikan kesempatan secara formal kepada seseorang  calon pemimpin usia muda untuk memangku jabatan pemimpin.
2.      Latihan kepemimpinan didalam dan diluar organisasi
Yitu memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk mengikuti program mempersiapkan calon pemimpin yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya magang, pelatihan.
3.      Memberikan tugas belajar
Untuk mempersiapkan calon pemimpin yang berkualitas perlu memberikan tugas belajar pada kader, untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin sehingga suatu saat siap mendudukui suatu jabatan pada jenjang masing-masing.
4.      Penugasan sebagai pucuk pimpinan suatu unit
Dilingkungan organisasi besar dengan memiliki cabang di daerah dapat dilaksanakan kaderisasi dengan memberikan penugasan seseorang menjadi pucuk pimpinan pada salah satu cabang atau perwakilan.
Kaderisasi kepemimpinan secara formal bersifat eksternal dapat dilakukan sebagai berikut:
1.      Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan  lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu, untuk diangkat menjadi pemimpin suatu unit yang sesuai, atau ditugaskan magang sebelum memimpin unit tersebut.
2.      Menyeleksi sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu, kemudian ditugaskan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebig tinggi didalam dan luar negeri.
3.      Memesan sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan formal dengan frogram khusus atau spesialisasi, sesuai bidang yang dikelola organisasi pemesan.
4.      Menerima sejumlah gemnerasi muda dari suatu lembaga pendidikan untuk melakukan kerja praktik dilingkungan organisasi.
5.      Memberikan beasiswa atau tunjangan belajar pada anak-anak yang kurang mampu yang berprestasi baik dilingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
      Sumber :
      Veithzal Rivai, (2011). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar