20. Tugas kita yang paling utama sebelum meletusnya pemberontakan revolusioner secara terbuka adalah melancarkan propaganda dan agitasi revolusioner. Namun, selama ini pekerjaan tersebut masih dilakukan dengan cara‑cara lama. Hal ini pun hanya terbatas pada pidato‑pidato dalam rapat‑rapat massa, tanpa memperhatikan isi revolusioner dari pidato‑pidato tersebut dan dalam bahan‑bahan tulisan politiknya. Propaganda dan agitasi Komunis harus berakar di benak kaum proletar. Ia harus lahir dari kehidupan aktual kaum buruh, kepentingan‑kepentingan dan aspirasi mereka dan, di atas segala-galanya, dari perjuangan bersama yang dilancarkan oleh mereka.
Aspek yang terpenting dari propaganda Komunis adalah isi dan wataknya yang revolusioner. Oleh karena itu, slogan‑slogan dan seluruh sikap politik Komunis, dalam menanggapi satu atau berbagai persoalan dalam situasi kongkrit yang ada, harus mendapatkan perhatian dan pengkajian secara khusus. Partai‑partai Komunis tidak akan pernah bisa menyatakan sikapnya secara tepat jika para propaganda dan agitator profesionalnya serta para anggota partai tidak mendapatkan pendidikan politik secara menyeluruh dan terus menerus.
21. Bentuk‑bentuk pokok propaganda Komunis adalah sebagai berikut:
· Propaganda orang ke orang secara lisan. Keterlibatan Komunis dalam serikat buruh dan gerakan politik kelas buruh lainnya; serta
· Propaganda melalui Roran Partai maupun pendistribusian bahan‑bahan bacaan lainnya Seluruh anggota partai, baik legal maupun illegal, harus terlibat secara reguler dalam salah satu dan atau bentuk‑bentuk propaganda lainnya.
· Propaganda dari orang ke orang terutama harus berbentuk agitasi dari rumah ke rumah secara sistematik. Untuk itu harus dibentuk group‑group khusus. Di wilayah-wilayah tertentu, dimana organisasi lokal‑partai memiliki cukup pengaruh, setiap rumah harus didatangi. Di kota-kota besar, agitasi jalanan yang diorganisasi secara khusus dengan menggunakan poster dan selebaran seringkali memberikan hasil yang baik. Sementara itu, di pabrik-pabrik dan di kantor-kantor, sel-sel maupun fraksi-fraksi harus menjalankan propaganda dari orang ke orang yang digabungkan dengan pendistribusian bahan bacaan.
Di samping itu, jika di suatu negeri terdapat bangsa‑bangsa minoritas maka partai harus mencurahkan perhatiannya secara khusus dalam hal pekerjaan agitasi propaganda di kalangan kelas buruhnya. Tentu saja agitasi propaganda ini harus dilakukan dengan menggunakan bahasa‑bahasa bangsa minoritas. Untuk menjalankan kerja tersebut harus didirikan organ‑organ partai khusus.
22. Di negeri‑negeri kapitalis dimana sebagian besar kaum proletariatnya belum memiliki kesadaran revolusioner, harus dicarikan metode kerja agitasi propaganda secara lebih efektif. Propaganda harus disesuaikan dengan tingkat kesadaran buruh yang belum revolusioner namun yang sudah mulai teradikalisir, dan juga harus dilakukan upaya-upaya untuk semakin mendekatkan mereka ke gerakan revolusioner. Dalam situasi apapun, propaganda dan slogan Komunis harus mampu meneguhkan aspirasi yang masih ragu dan masih belum mencerminkan kesadaran kelas, yakni aspirasi yang masih dipengaruhi oleh ideologi borjuis namun yang sudah mencerminkan watak revolusioner, yang berkembang di kalangan kelas buruh dalam rangka melawan tradisi borjuis.
Pada saat yang sama juga, Propaganda Komunis harus melebihi tuntutan‑tuntutan maupun harapan massa proletar yang masih terbatas dan samar‑samar. Berdasar tuntutan dan harapan inilah kita bisa membangun dan mengembangkan pengaruh kita serta mendorong kaum proletar untuk memahami dan bersimpati terhadap Komunisme.
23. Agitasi Komunis di kalangan massa proletar harus dijalankan sedemikian rupa sehingga kaum militan proletar akhirnya bisa mengetahui bahwa hanya organisasi Komunis lah yang berani dan berpandangan jauh ke depan. Dengan demikian mereka akan mengakuinya sebagai pimpinan gerakan buruh yang loyal dan enerjik.
Untuk meraih pengakuan ini maka kaum Komunis harus terlibat dalam seluruh perjuangan sehari‑hari dan dalam seluruh gerakan kelas buruh, serta membela kaum buruh dalam setiap perlawanannya terhadap kaum kapitalis, khususnya ketika mereka sedang memperjuangkan pengurangan jam kerja, kenaikan upah, perbaikan kondisi kerja dan sebagainya. Kaum Komunis harus melakukan pengkajian secara mendalam terhadap kondisi kehidupan sehari‑hari kaum buruh; mereka harus membantu buruh untuk memahami problem‑problem yang mereka hadapi; membantu mereka dalam merumuskan tuntutan-tuntutannya secara praktis dan jelas; menggalang kesetiakawanan kelas dan meningkatkan wawasan mereka terhadap kepentingan dan tujuan bersama mereka sebagai anggota kelas di suatu negeri, sebagai bagian dari laskar proletariat internasional.
Hanya melalui kerja sehari‑hari di basis massa serta dengan komitmen yang teguh dan penuh berpartisipasi dalam seluruh perjuangan proletariat, maka sebuah partai dapat menjadi partai Komunis dalam maknanya yang sejati. Hanya dengan cara‑cara inilah maka Partai Komunis bisa membedakan dirinya dengan partal‑partai Sosialis, yang kebanyakan aktivitasnya hanyalah melakukan propaganda abstrak, yang banyak‑banyak merekrut anggota kesana kemari hanya berbicara tentang reformasi dan segala "kemungkinan" untuk berjuang melalui parlemen. Keterlibatan seluruh anggota.
Partai Komunis secara sadar dan teguh dalam perjuangan serta perlawanan sehari‑hari kelas terhisap terhadap kelas penghisap merupakan prasyarat yang teramat penting bukan hanya bagi perebutan kekuasaan, namun yang lebih penting lagi, untuk mewujudkan kediktatoran proletariat. Hanya dengan memimpin massa pekerja dalam perjuangan sehari‑hari melawan serangan kapitalisme lah maka Partai Komunis mampu menjadi pelopor kelas pekerja. Dengan demikian partai belajar dari praktek untuk memimpin kaum proletar guna mempersiapkan penggulingan akhir terhadap kaum borjuasi.
24. Untuk bisa terlibat dalam gerakan buruh, kaum Komunis harus dikerahkan/dimobilisir dengan kekuatan penuh, utamanya pada saat terjadi pemogokan maupun perjuangan‑perjuangan massal lainnya yang dilakukan kaum buruh. Adalah sebuah kesalahan besar jika kaum Komunis mengecam tingkat perjuangan buruh yang masih menuntut perbaikan kondisi kerja. Sama besarnya dengan kesalahan di atas jika partai kemudian bersikap pasif dengan dalih bahwa kita hanya setia kepada program Komunis untuk melancarkan pemberontakan revolusioner bersenjata sebagai tujuan akhirnya. Betapapun terbatas dan sederhananya tuntutan yang hendak diajukan kaum buruh, jangan sampai kaum Komunis mencari dalih untuk tidak melibatkan diri dalam perjuangan tersebut. Aktivitas agitasi kita jangan sampai menimbulkan kesan bahwa kita, kaum Komunis, hanya mau membantu pemogokan yang menguntungkannya atau hanya menyepakati aksi‑aksi yang besar saja. Sebaliknya, kaum Komunis harus selalu berupaya meraih nama baik sebagai pejuang yang berani dan efektif di kalangan massa yang tengah berjuang.
25. Sel‑sel (fraksi‑fraksi) Komunis yang bekerja dalam gerakan serikat buruh seringkali tidak mampu mengakomodasi tuntutan-tuntutan sederhana yang mendesak. Adalah mudah, namun sama sekali tidak menguntungkan, untuk selalu menceramahi kaum buruh dengan prinsip‑prinsip umum Komunisme, untuk kemudian menolak segala bentuk sindikalisme, justru ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang kongkrit. Praktek‑praktek demikian hanya akan menguntungkan Amsterdam Internasional Kuning[1].
Sebaliknya, aksi‑aksi Komunis harus selalu dituntun oleh kajian‑kajian yang mendalam terhadap semua aspek persoalan tersebut. Sebagai contoh, dari pada melakukan serangan secara teoritik terhadap seluruh kesepakatan tentang pengupahan, justru yang harus kita lakukan adalah memerangi seluruh kesepakatan pengupahan yang disetujui oleh para pimpinan Amsterdam. Segala sesuatu yang bisa meredam militansi kaum proletar harus kita kecam dan lawan mati‑matian; dan sebagaimana sudah kita ketahui bersama, kaum kapitalis dan kacung‑kacung Amsterdamnya mencoba memanfaatkan kesepakatan pengupahan tersebut untuk membelenggu militansi kaum buruh yang militan. Akan tetapi, sebagaimana sudah menjadi keharusan kita, kaum Komunis dapat membelejeti kaum kapitalis secara efektif justru dengan mengajukan kesepakatan-kesepakatan upah yang tidak akan membelenggu militansi kaum buruh.
Sikap yang sama juga harus kita ambil dalam menghadapi persoalan tunjangan bagi pengangguran, kesehatan, dana‑dana pemogokan serta tunjangan‑tunjangan lainnya yang diberikan oleh serikat‑serikat buruh. Dana pemogokan maupun dana tunjangan ini sendiri akan banyak memberikan manfaat. Adalah tidak tepat untuk menentang pengumpulan‑pengumpulan dana semacam ini. Yang kita tentang bukanlah metode perjuangan yang menyertakan pengumpulan dana pemogokan dan tunjangan, melainkan kita menentang setiap cara dan pemanfaatan penggunaan dana‑dana tersebut oleh para pimpinan Amsterdam. Karena apa yang dilakukan mereka pada hakekatnya bertentangan dengan kepentingan revolusioner kaum buruh.
Sebagai contoh bisa ditunjukkan disini, yakni berkaitan dengan dana tunjangan kesehatan bagi kaum buruh yang sedang sakit. Kaum Komunis dapat menuntut penghapusan sistem sumbangan wajib untuk pengeluaran dana tersebut, untuk itu kita juga harus menentang semua persyaratan yang membatasi sistem sumbangan secara sukarela. Jika masih ada sejumlah buruh yang ingin tetap mempertahankan sistem sumbangan wajib bagi dana kesehatan maka kita tidak bisa begitu saja melarang mereka untuk melakukannya, karena hal yang demikian ini justru akan membingungkan kaum buruh. Yang pertama‑tama harus kita lakukan adalah membebaskan mereka dari konsepsi tunjangan ala borjuis kecil yang masih melekat pada diri mereka. Cara yang paling efektif adalah dengan melancarkan propaganda dari orang ke orang.
26. Dalam perjuangan kita menentang serikat‑serikat buruh maupun partai‑partai buruh yang didominasi kaum sosial‑demokrat dan borjuis kecil, kita tidak bisa menggunakan cara‑cara persuasi. Perjuangan menentang mereka justru harus kita lakukan dengan sepenuh tenaga. Hal tersebut akan berhasil kita lakukan jika kita bisa meyakinkan para pengikut mereka, yakni dengan cara membelejeti para pimpinan yang telah mengkhianati sosialisme dan yang telah menjatuhkan diri mereka ke dalam jebakan kapitalisme. Oleh karena itu begitu muncul kesempatan, kita harus menggiring para pimpinan itu untuk membuka kedok mereka; baru setelah itu kita bisa melancarkan serangan gencar ke arah mereka.
Bagi kita adalah tidak cukup untuk sekedar mencap para pimpinan Amsterdam tersebut dengan cap "kuning." Justru kekuningan mereka ini harus dibuktikan dengan contoh‑contoh praktis secara terus menerus, seperti aktivitas mereka di serikat‑serikat buruh , di Biro Perburuhan Internasional Liga Bangsa‑Bangsa, di kementerian‑kementerian dan pemerintahan borjuasi, pidato‑pidato khianat yang mereka sampaikan dalam sidang‑sidang parlemen maupun dalam konferensi‑konferensi, sikap-sikap politik yang mereka tunjukkan dalam ratusan artikel tulisannya di koran‑koran. Akhirnya, yang terutama kita harus blejeti adalah kebimbangan dan keengganan yang mereka tunjukkan ketika mempersiapkan atau melancarkan kampanye‑kampanye kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja yang paling wajar sekalipun. Semua hal diatas menyediakan kesempatan bagi kaum Komunis untuk membelejeti mereka setiap hari, baik itu dalam pidato‑pidato maupun dalam resolusi‑resolusi kita, yang secara jelas, ringkas dan tegas membongkar aktivitas khianat dan sayap kanan dari para pimpinan Amsterdam. Pembuktian‑pembuktian inilah yang membuat mereka layak dijuluki sebagai pimpinan‑pimpinan "kuning."
Sel‑sel dan fraksi‑fraksi kita harus melancarkan perjuangan praktisnya dengan cara yang sistematik. Kaum Komunis jangan sampai dikalahkan oleh birokrat rendahan serikat buruh yang seringkali dengan maksud‑maksud baik namun yang karena tidak cukup kekuatan untuk mempraktekannya, berlindung di balik anggaran dasar (statuta), resolusi‑resolusi kongres serikat buruh maupun arahan‑arahan kerja dari pengurus pusatnya. Para birokrat rendahan serikat buruh ini sering memanfaatkan hal‑hal di atas sebagai dalih untuk tidak mendorong perjuangan agar lebih maju lagi. Sebaliknya, kaum Komunis harus selalu menuntut mereka untuk memberikan pemecahan terhadap persoalan yang ada, dan yang lebih penting adalah kita harus menunjukkan apa yang sudah kaum Komunis kerjakan untuk menghilangkan hambatan‑hambatan tadi. Baru setelah itu kita menanyakan kepada para pejabat rendahan dan anggota serikat buruh tadi tentang kesediaan mereka untuk diajak serta memecahkan persoalan dan memerangi hambatan‑hambatan ini secara terbuka.
27. Sebelumnya, fraksi‑fraksi harus secara seksama mempersiapkan keterlibatan Komunis dalam konferensi‑konferensi dan pertemuan‑pertemuan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi serikat buruh. Sebagai contoh, kaum Komunis harus merancang secara rinci usulan‑usulan yang akan diajukannya, memilih pembicara dan mencalonkan orang untuk pemilihan kepengurusan yang diambil dari kawan‑kawan yang cakap, berpengalaman dan enerjik. Melalui fraksi‑fraksinya, organisasi-organisasi Komunis harus melakukan persiapan seksama untuk menghadapi seluruh pertemuan kaum buruh, pertemuan‑pertemuan pemilihan, demonstrasi‑demonstrasi dan acara‑acara politik lain yang diselenggarakan oleh organisasi‑organisasi saingan. Jika kaum Komunis menyelenggarakan pertemuan‑pertemuan buruh mereka sendiri, mereka harus mengatur sejumlah besar group agitator yang akan disebarkan di tengah‑tengah massa, baik itu dalam tahap persiapan maupun selama pelaksanaan pertemuan, yang akhirnya memungkinkan group‑group tersebut terlibat dalam menyusun rencana aksi selanjutnya. Hanya dengan cara inilah hasil propaganda yang memuaskan dapat kita peroleh.
28. Kaum Komunis harus selalu mempelajari bagaimana cara menarik kaum buruh yang belum terorganisasi dan yang belum sadar politik ke dalam wilayah pengaruh partai. Sel‑sel dan fraksi-fraksi kita harus mendekati kaum buruh ini untuk bergabung dengan serikat‑serikat buruh maupun untuk membaca koran partai kita. Organisasi‑organisasi yang lain juga harus kita gunakan untuk menyebarkan pengaruh kita, seperti: koperasi‑koperasi konsumsi, organisasi‑organisasi veteran dan korban perang, badan‑badan pendidikan, kelompok‑kelompok studi, klub‑klub olah raga dan kelompok‑kelompok teater. Jika sebuah partai Komunis harus bekerja dengan cara‑cara illegal, para anggota partai dapat mengambil inisiatif untuk membangun organisasi‑organisasi buruh semacam tadi ‑termasuk organisasi‑organisasi simpatisan‑ yang ada di luar partai, namun kesemuanya ini harus atas kesepakatan dan arahan kerja dari organ‑organ pimpinan partai. Organisasi-organisasi pemuda dan perempuan Komunis juga dapat menyelenggarakan kursus‑kursus, sekolah‑sekolah malam, festival dan acara‑acara piknik di hari libur, dan bermacam kegiatan yang bisa menarik perhatian rakyat pekerja, yang sebelumnya tidak akrab dengan politik Partai Komunis. Untuk kemudian kita akan menghubungkan orang‑orang ini ke dalam organisasi‑organisasi serta melibatkan mereka dalam pekerjaan‑pekerjaan partai, seperti penyebaran selebaran, mengedarkan koran Partai dan semacamnya. Hanya dengan keterlibatan dalam gerakan secara menyeluruh ini maka kaum buruh akan lebih mudah mengatasi sikap-sikap borjuis kecil mereka.
29. Untuk bisa menarik barisan semi‑proletar dari kalangan rakyat pekerja agar berpihak kepada proletariat revolusioner, kaum Komunis harus menggunakan konflik yang terjadi antara mereka dengan tuan‑tuan tanah besar, kaum kapitalis dan negara kapitalis. Dengan demikian kita bisa menghilangkan kecurigaan kelas‑kelas perantara ini terhadap revolusi proletar. Tentu saja ini akan memakan waktu panjang. Barisan semi‑proletar akan semakin yakin dengan gerakan Komunis jika partai bisa memenangkan simpati mereka dalam memperjuangkan kebutuhan mereka sehari‑hari, memberikan bantuan cuma‑cuma dan memberikan saran ketika mereka menghadapi kesulitan‑kesulitan dan sebagainya. Dan pada saat bersamaan kaum Komunis mendorong mereka untuk bergabung dalam perkumpulan‑perkumpulan khusus sehingga mereka dapat memperoleh pendidikan lebih lanjut. Dengan tindakan‑tindakan tersebut mereka akan menaruh kepercayaan terhadap gerakan Komunis. Kaum Komunis jangan sampai mengendorkan upayanya untuk membersihkan pengaruh organisasi maupun orang‑orang yang anti Komunis di kalangan petani miskin, pekerja‑pekerja industri rumah tangga maupun elemen‑elemen semi‑proletariat lainnya. Kaum Komunis harus membuka kedok musuh‑musuh rakyat ini sebagai penghisap yang mewakili kejahatan sistem kapitalisme. Propaganda dan agitasi Komunis harus dilancarkan pada setiap konflik yang terjadi sehari‑hari, yaitu konflik antara angan‑angan demokrasi borjuis kecil mereka dengan kenyataan praktek birokrasi negara dengan menggunakan bahasan yang mudah dipahami oleh mereka. Organisasi-organisasi lokal di wilayah pedesaan harus membagi pekerjaan di kalangan anggotanya untuk melancarkan agitasi dari rumah ke rumah. Hanya dengan cara ini, setiap perkampungan, perkebunan maupun masing-masing rumah di wilayah yang bersangkutan dapat kita sentuh.
30. Sementara itu metode-metode propaganda di kalangan prajurit angkatan darat dan angkatan laut negara kapitalis harus disesuaikan dengan kekhususan kondisi di masing‑masing negara. Agitasi anti‑militerisme yang berwatak pasifis adalah membahayakan. Secara prinsipil kaum proletar menentang semua organisasi militer negara borjuis dan kelas borjuasi, kaum proletar pun akan melawan pengaruh mereka secara konsisten. Namun institusi‑institusi ini (angkatan darat, klub‑klub menembak, organisasi‑organisasi pertahanan sipil dan semacamnya) dapat dimanfaatkan untuk melakukan latihan kemiliteran bagi kaum buruh dalam mempersiapkan perjuangan revolusioner. Artinya, agitasi yang intensif tidak dilancarkan untuk menentang prinsip‑prinsip latihan kemiliteran bagi pemuda maupun buruh, namun untuk melawan rejim militer dan kekuasaan para perwira yang sewenang‑wenang. Oleh karena itu setiap kesempatan untuk mendapatkan senjata bagi kaum buruh harus bisa dimanfaatkan sebaik‑baiknya demi keuntungan revolusi. Jajaran agitasi propaganda harus mengamati setiap pertentangan kelas yang ada antara para perwira, yang memperoleh fasilitas baik, dengan kalangan prajurit rendahan, yang menerima perlakuan buruk serta kondisi sosial yang celaka. Agitasi harus dilancarkan di kalangan prajurit sehingga mereka dapat secara jelas melihat bahwa masa depan mereka sangat tergantung pada perjuangan kelas yang terhisap. Di tengah‑tengah gejolak revolusioner, kita juga harus melancarkan agitasi untuk mendorong adanya pemilihan‑pemilihan perwira secara demokratik dan pembentukan Soviet‑Soviet (Dewan‑Dewan) Perwakilan Prajurit. Jika ini berhasil dilakukan maka ia akan bisa menghancurkan dasar-dasar kekuasaan kelas borjuasi. Agitasi‑agitasi secara seksama dan dengan sekuat tenaga harus dilakukan untuk menentang pasukan khusus dan gerombolan‑gerombolan sipilnya yang dikerahkan borjuasi dalam perang kelas. Kaum Komunis harus memilih saat yang tepat untuk meruntuhkan moral serta mendorong perpecahan di jajaran pasukan mereka. Jika di kalangan tentara, biasanya di kalangan korps perwira, terdapat banyak orang yang berbeda asal-usul kelas sosialnya dengan rakyat, maka harus dilakukan pembelejetan, dengan demikian akan membuat mereka semakin terkucil. Dan jika dalam pasukan mereka terdapat orang‑orang yang berasal‑usul‑kelas yang sama dengan rakyat, maka mereka juga harus dibelejeti, dengan demikian akan timbul kebencian yang meluas di kalangan rakyat terhadap tindakan khianat mereka. Tindakan pembelejetan ini diharapkan akan meruntuhkan disiplin militer orang‑orang tadi.
TENTANG PENGAMBILAN KEPEMIMPINAN TERHADAP GERAKAN
Kepemimpinan
baru yang dikonsolidasikan di bawah pengaruh Komunis dijalankan dengan cara
mongkonsentrasikan seluruh kelompok buruh yang aktif dan terorganisasi.
Kekuasaan inilah yang akan kita gunakan untak medorong kepemimpinan partai‑partai
Sosialis agar bergerak lebih maju lagi atau, jika tidak, kita akan membongkar
kedok mereka di hadapan massa. Di wilayah‑wilayah industri, dimana Partai
Komunis memiliki organisasi yang kerjanya paling baik dan yang dukungan
terhadapnya paling kuat, harus dilancarkan tekanan secara terorganisasi
terhadap serikat‑serikat buruh lokal dan dewan-dewan industri setempat. Tekanan
ini dilakukan untuk menarik seluruh perjuangan ekonomi dan seluruh gerakan
kelompok lain yang sedang berkembang maju, tapi yang masih saling terpencar
ini, ke dalam satu perjuangan yang terkoordinasi.
Dari
tuntutan‑tuntutan khusus yang ada, gerakan harus merumuskan tuntutan umumnya.
Untuk mewujudkan tuntutan‑tuntutan kita harus menggunakan seluruh kekuatan
kelompok di wilayah yang bersanqkutan. Di tengah‑tengah gerakan seperti inilah
partai Komunis akan mampu membuktikan dirinya sebagai pimpinan oletariat yang
selalu siaga dalam berjuang. Dengan demikian, jika birokrasi serikat buruh dan
partai Sosialis menentang perjuangan bersama secara terorganisasi ini, maka
akan terbongkar watak asli mereka, bukan hanya secara politik, namun juga dari
segi praktek organisasionalnya.
34. Jika konflik ekonomi dan politik cenderung
berkembang ke arah aksi dan perjuangan massa, dan jika Partai Komunis hendak
merebut kepemimpinan terhadap gerakan, maka partai tidak perlu mengajukan
tuntutan‑tuntutan baru. Justru, partai harus menyerukan anggota partai‑partai
Sosialis dan serikat‑serikat buruh untuk tidak mengendorkan perjuangannya
melawan kemiskinan dan penghisapan; meskipun para pimpinan mereka menolak aksi
tersebut.
Karena
hanya dengan berjuanglah maka kekalahan akan bisa dihindari. Berbagai organ
partai, khususnya koran hariannya, harus terus menerus menekankan dan
menunjukkan bahwa hanya kaum Komunislah yang siap terlibat dalam setiap
perjuangan proletar dalam melawan kemiskinan. Dan bahwa pada tahap perjuangan
yang semakin genting ini, ia siap membantu perjuangan seluruh rakyat yang
tertindas. Setiap hari harus ditekankan bahwa tanpa perjuangan kelas buruh yang
demikian, tak mungkin akan diraih kehidupan yang lebih baik. Untuk itu
perjuangan tidak boleh dihentikan meskipun organisasi‑organisasi lama mereka
menentang dan menghambatnya.
Fraksi‑fraksi
Komunis yang ada di serikat‑serikat buruh maupun pabrik-pabrik harus
menjelaskan kepada kawan-kawan buruhnya tentang kesiapsediaan kaum Komunis
untuk berjuang dan berkorban. Oleh karenanya jangan sampai mereka mengendorkan
daya juang. Sementara itu, tugas yang paling utama adalah tetap
menyatukan dan mengkonsolidasikan seluruh perjuangan serta gerakan yang muncul
dimana-mana. Sel‑sel dan fraksi‑fraksi yang telah melibatkan diri dalam
perjuangan tadi jangan hanya menjalin hubungan di antara mereka saja, mereka
juga harus mengambil kepemimpinan seluruh gerakan yang muncul.
Untuk
kemudian, melalui jalur komite‑komite lokal dan komite sentral, dikeluarkan
instruksi terhadap para kader dan anggota partai untuk segera
menggabungkan diri dengan perjuangan guna memperluas, memperkuat dan
menyatukannya. Tugas paling utama Partai Komunis adalah menemukan kepentingan
bersama dan menekankan kepada berbagai elemen yang terlibat dalam
perjuangan tentang kesamaan kepentingan ini. Dengan demikian, kaum Komunis akan
bisa menyusun program aksi bersama. Begitu perjuangan semakin meningkat dan
menyebar luas, maka perlu dibentuk organ bersama guna memimpin perjuangan. Jika
stamina perjuangan para birokrat serikat buruh mulai mengendor, maka kaum Komunis harus segera mengambil‑alih tempat mereka, sehingga gerakan akan
memperoleh kepemimpinan yang tegas
dan menentukan. Jika koordinasi terhadap berbagai aksi tadi berhasil dicapai
maka harus diciptakan
kepemimpinan bersama.
Untuk
itu jika memungkinkan kaum Komunis akan menempati posisi‑posisi yang strategis.
Jika persiapan sudah dilakukan dengan memadai, maka kepemimmpinan bersama
tersebut akan tercipta melalui serikat buruh, fraksi‑fraksi komite pabrik,
pertemuan‑pertemuan umum pabrik dan, khususnya, pertemuan‑pertemuan yang
diadakan selama pemogokan massal. Jika gerakan tersebut mulai berkembang
menjadi gerakan politik, baik itu disebabkan adanya dinamika di dalam gerakan
sendiri atau yang disebabkan oleh reaksi dari pengusaha dan pemerintah, maka
semakin mendesak untuk melakukan pemilihan para wakil yang akan duduk dalam
soviet‑soviet pekerja.
Dalam kasus seperti ini, kaum Komunis harus
mulai melancarkan propaganda dan persiapan‑persiapan organisasional. Seluruh
organ partai harus menekankan bahwa hanya melalui soviet‑soviet ‑sebagai bentuk
organisasi yang terlahir langsung dari proses perjuangan massa‑ serta dengan
melancarkan perjuangan secara independen dari birokrasi serikat buruh maupun
partai Sosialis, maka dapat dicapai pembebasan sejati kelas buruh.
35. Partai‑partai
Komunis yang telah mencapai tingkat perkembangan organisasi tertentu dan,
khususnya, yang sudah menjadi partai massa besar, harus selalu siap melancarkan
kampanye politik yang meluas. Untuk itu partai harus menopangnya dengan
tindakan‑tindakan organisasional. Pengalaman organisasional yang diperoleh
selama diadakannya demonstrasi, aksi‑aksi sosial‑ekonomis maupun kampanye‑kampanye
yang lain, akan semakin mendekatkan hubungan partai dengan massa. Seluruh
kejadian penting dalam kampanye‑kampanye yang baru berjalan harus selalu
dibahas dan diperdebatkan dalam konferensi‑konferensi umum. Forum‑forum seperti
ini harus dihadiri oleh seluruh kader dan anggota partai serta delegasi‑delegasi
buruh dari pabrik menengah maupun pabrik besar. Hanya dengan demikianlah
jaringan komunikasi dapat diorganisasi melalui wakil‑wakil pabrik. Hubungan
yang erat dan saling percaya antara kader partai dengan delegasi‑delegasi
pabrik merupakan jaminan untuk mencegah terjadinya aksi‑aksi masa yang
prematur. Di samping itu akan sangat bermanfaat untuk memastikan agar kampanye
yang dilancarkan bisa menyebar sesuai dengan perkembangan dan tingkat pengaruh
yang dimiliki partai.
Tanpa
hubungan yang erat antara organisasi‑organisasi Partai dengan massa proletar
yang terlibat dalam aksi-aksi massa besar, tidak akan terbangun sebuah gerakan
revolusioner. Kekalahan yang tidak semestinya dari pemberontakan
revolusioner di Italia pada tahun lalu (l920), yang memuncak dalam bentuk
penguasaan pabrik‑pabrik, disamping disebabkan oleh pengkhianatan birokrasi
serikat buruh dan kebimbangan para pimpinan partai politik, juga karena
kurangnya pendidikan politik bagi delegasi‑delegasi pabrik. Para delegasi
inilah yang justru selama ini diandalkan guna menjaga hubungan organisasional
antara partai dengan pabrik‑pabrik yang bersangkutan. Sebab yang sama juga
mengakibatkan kegagalan pemogokan besar‑besaran buruh pertambangan Inggris pada
tahun ini (1921), sehingga mereka gagal pula untuk mempengaruhi peristiwa‑peristiwa
politik yang terjadi.
TENTANG
STRUKTUR UMUM ORGANISASI PARTAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar