"Selamat Datang Di Blog Pro Ecclesia Et Patria"

Minggu, 29 April 2012

“MENGABDI DI BATAS NEGERI” BHAYANGKARA GEREJA DAN NUSA



Dusun Punti Kayan Desa Nekan salah satu dusun yang terletak di kecamatan entikong kabupaten sanggau, perbatasan Negara Indonesia-Malaysia dengan jarak tempuh 15 km dari pusat kecamatan. Punti kayan merupakan dusun yang kaya akan sumber daya alam dan segala potensi lainya untuk dikembangkan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dengan jumlah 157 KK. Namun  sayang sekali daerah dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam berlimpah belum dikelola dengan maksimal hal ini ditandai tingginya angka putus sekolah bahkan kampung sebesar itu hanya memiliki satu orang sarjana, akses infrastruktur jalan masih sulit tanah kuning dan jembatan yang menghubungkan antar dusun rusak parah sehingga kendaraan roda empat tidak bisa melewatinya
Masyarakat dusun punti kayan mayoritas petani, dengan hasil bumi karet, padi dan lada serta berternak babi. Adapun ditengah-tengah kampong mengalir sungai yang cukup besar  menjadi salah satu membuat kampong tersebut indah jika ditata dengan baik. Sebagian kebutuhan pokok masyarakat setempat diperoleh dari Negara Malaysia maklum masyarakat setempat bisa bebas pulang dan pergi ke negeri jiran tersebut,  maka tidak heran jika kita melihat semua merek barang yang ada di toko dari Malaysia demikian juga hasil pertanian mereka di jual dimalaysia dengan harga yang cukup menjanjikan jika dibandingkan di negeri sendiri dan juga harga kebutuhan pokok harganya cukup murah.
Kondisi yang terjadi di perbatsan Indonesia yang dikatakan sebaga beranda depan NKRI, hampir semua asfek kehidupan masyarakat jauh tertinggal, sementara merekalah yang selalu menjaga batas negeri ini setiap hari. Hal ini membuat masyarakat setempat harus menelan pil pahit janji-janji pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dan para politisi setiap kali PEMILU yang menjadikan masyarakat sekitar sebagai objek politik dan bahan kampanye para politisi culas, ketidakterwakilan masyarakat perbatasan dalam politik semakin perparah kondisi dimana mereka sebagai korban dari kebijakan yang mengatasnamakan pembangunan dan menguntungkan segelintir orang saja.
Hal inilah yang melatarbelakangi mengugah jiwa dan hati para kader-kade PMKRI cabang Pontianak selaku bhayangkara gereja dan nusa, merasa terpanggil untuk melihat dan terlibat langsung bersama masyarakat perbatasan dengan melaksanakan kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS) di dusun Punti Kayan. Yang dilakanakan pada tanggal 13-19 maret 2012. Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut adalah “Mengabdi Di Batas Negeri” tentu tema tersebut dirasakan sangat relevan dengan kondisi sosial kemasyarakatn di perbatasan apalagi dengan hadirnya para kader-kader muda diharapkan mereka dapat merasakan dan terlibat langsung dengan masyarakat sebagai edukasi dan peka terhadap kondisi sosial kemasyarakatan dan mau turun kebawah ketika mereka menjadi pemimpin-pemimpin kedepanya agar membangun perbatsan dan mensejahterakan masyarkat.
Sebelum pelaksanaan KKS ada beberapa persiapan-persiapan yang dilakukan oleh panitia pelaksana beserta DPC PMKRI Pontianak yaitu pembentukan panitia pelaksana, survey ke dusun punti kayan dengan bertemu kepala dusun dan tokoh masyarakat setempat dan melakukan audiensi  dengan berbagai pihak terutama dengan wakil bupati sanggau sebanyak dua kali. Setelah itu maka baru dikirim tim perintis guna mempersiapkan segala sesuatu di dusun punti kayan selama tiga hari sebelum anggota datang ke lokasi kegiatan dusun punti kayan. Kedatangan 31 orang aktivis PMKRI disambut hangat oleh masyarakat setempat sekitar pukul 20.00 wib, kegiatan KKS dibuka secara resmi oleh ketua presidium Leonard Nova Cristy keesokan harinya. Rasa kagum atas antusias dan keramahan warga sangat terasa terutama rasa kekeluargaannya  dan keterbukaan masyarakat. Alam yang begitu indah dan asri menambah indah nya dusun terpencil tersebut.
 Adapun kegiatan  sosial yang dilaksanakan dalam kegiatan KKS yaitu pendampingan pada generasi muda, sosialisasi tentang pentingnya pendidikan, memotivasi siswa-siswi SD, pembuatan plang gereja, plang dusun, dan yang paling menarik yaitu kegiatan Seandainya Aku Menjadi versi PMKRI Pontianak. Dimana setiap anggota terlibat langsung dalam aktivitas masyarakat setempat, ada yang menorah, keladang, berburu, berkebun dan lain sebagainya sesuai aktivitas bapak dan mama angkatnya masing-masing. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan selama kegiatan KKS terutama nilai-nilai kehidupan kearifan lokal, yang mengasah kepekaan sosial kader-kader muda, keseimbangan hubungan masyarakat dengan alam sekitar. Sebelum kegiatan penutupan KKS pada pagi harinya para kader PMKRI diajak oleh masyarakat berburu babi hutan saat itu mendapatkan 5 ekor babi hutan,,selanjutnya sore harinya pada tanggal 19 maret 2012 acara penutupan KKS secara resmi  oleh wakil bupati sanggau bapak Paulus Hadi, hadir pula para muspika kabupaten sanggau, pihak camat dan kepala desa nekan, acara berlanjut sampai malam hari, keesokan harinya para kader PMKRI kembali kepontianak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar