"Selamat Datang Di Blog Pro Ecclesia Et Patria"

Jumat, 24 Februari 2012

Membangun Kebersamaan dalam Kerangka Pluralisme Menuju Harmonisasi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Secara fisikal terdiri dari
ribuan pulau yang dihuni oleh beragam etnis dengan ciri khas budayanya masing-masing. Demikian pula dengan keberagaman agama dan aliran kepercayaan yang dianut oleh penduduk Indonesia. Menjalani kehidupan bersama dalam kemajemukan ini pada akhirnya membentuk pola hidup yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Hal ini merupakan suatu ke istimewaan yang di miliki oleh bangsa seperti Indonesia, tetapi hal ini juga bisa menjadi sebuah tantangan yang harus di cermati dan di sikapi secara baik oleh pemerintah maupun oleh kelompok – kelompok yang ada ( Budaya, Suku dan Agama )
            Keberagaman ini disadari penuh oleh para founding father bangsa ini, sehingga
dirumuskanlah ideologi, semboyan, asas dan bentuk negara yang digali dari kemajemukan bangsa yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945 dan NKRI. Keberagaman ini kemudian diikat dalam kesamaan rasa dan pengalaman yang terkadang sangat abstrak untuk diterjemahkan dan diukur. Nasionalisme tidak dapat diukur hanya dari tindakan-tindakan reaksioner dan kebanggaan masyarakat suatu bangsa akan negaranya. Nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat diukur hanya dari tindakan-tindakan emosional dalam pertandingan olahraga antar negara, atau reaksi atas klaim budaya oleh bangsa lain. Akan tetapi dari pengalaman diatas dapat dilihat bahwa ada rasa solidaritas yang besar diantara masyarakat yang majemuk ini. Dan masyarakat yang heterogen ini menjadi satu karena berjuang dan berkorban dalam semangat senasib sepenanggungan yang lintas batas.
                 Mengingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa dengan tingkat kemajemukan yang paling kompleks dibandingkan dengan negara-negara lain di seluruh dunia, maka menjadi keharusan bagi bangsa ini untuk mengukuhkan konsepp nasionalisme yang lebih pluralis.
                 Sangat memprihatinkan karena kemudian pluralisme bangsa ini justru membawa banyak masalah dalam kehidupan masyarakatnya. Sejarah mencatat bahwa banyak konflik yang terjadi di bangsa ini dilatarbelakangi isu SARA. Rentetan konflik yang menyeret-nyeret isu agama tidak saja banyak, akan tetapi terus berlangsung. Konflik Ambon, Poso, teror gereja, penyesatan terhadap aliran minoritas oleh lembaga keagamaan, seakan mencabik identitas kebangsaan kita yang cukup dikenal sebagai bangsa yang religius, toleran, dan dibesarkan oleh keragaman. Mulai dari penguasa hingga masyarakat umum pun ternyata masih tabu terhadap perbedaan yang ada.
                 Masalah-masalah tersebut diperparah lagi dengan adanya kecenderungan dari penguasa negeri ini untuk memanfaatkan perbedaan dan konflik SARA demi kepentingan politiknya. Menjadi pertanyaan adalah seberapa jauh masyarakat bahkan pemerintah Indonesia memahami pluralisme? Sejauh mana usaha kita untuk membangun kebersamaan dalam kerangka  pluralisme menuju harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara?
            Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia adalah organisasi mahasiswa  yang didirikan dengan semangat kebangsaan dan menjunjung tinggi nilai pluralisme, memiliki komitmen untuk mengambil bagian dalam menjaga keharmonisan kehidupan keberagaman yang telah ada selama ini di Indonesia.

                 Terkait hal itu, sungguh disadari bahwa kehadiran dan keterlibatan yang berarti mengandaikan adanya semangat kebersatuan dan kebersamaan dalam dinamika internal organisasi. Tanpa itu, yang terjadi adalah melemahnya atau bahkan hilangnya kemampuan organisasi untuk mewujudkan signifikansi internalnya, yakni menjalankan agenda pendidikan kader bagi anggota dan juga relevansi eksternalnya, yakni berkiprah di ranah sosial kemasyarakatan. Karena itu sangat diperlukan sebuah forum yang memiliki legitimasi demi memperkuat konsolidasi internal yang sudah dibangun selama ini. 
semoga semangat Pluralisme selalu tertanam dihati sanubari bangsa indonesia,,,,!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar