"Selamat Datang Di Blog Pro Ecclesia Et Patria"

Sabtu, 25 Februari 2012

KEPEMIMPINAN NASIONAL KAUM MUDA



“Berilah padaku sepuluh pemuda yang membara cintanya pada tanah air,
maka akan aku guncang dunia”
Soekarno

Sangat tepat sekali ungkapan Ir. Soekarno saat itu mengambarkan kaum muda yang penuh semangat  bergelora, pantang menyerah, vitalitas, unggul, cerdas intelektual, baik fisik maupun psikis da spiritual, dan keberanian dalam bersikap. Pemuda merupakan sosok superior, revolusioner, dan progresif yang mampu merobohkan tembok-tembok penghalang dengan semangat yang berkoar-koar dan penuh idealisme.demi nusa dan bangsa.
Itulah gambaran kaum muda dengan berapa catatan sejarah perubahan bangsa Indonesia dimana kaum muda sebaga mentor-mentor pengerak perubahan, tidak hanya di Indonesia tetapi hampir di seluruh penjuru dunia kaum muda di beranda depan dalam pergerakan bangsa untuk perubahan maka tidaklah heran jika kaum muda sebagai “Agen perubahan”. Kaum muda tidak hanya diharapkan menuntun bangsanya ketika tengah dihadapi masalah tetapi juga mereka mampu memberikan memecahkan dan mencari solusi yang tepat untuk menjawab tantangan di massa depan.
Terpilihnya Barack Husein Obama sebagai Presiden AS  diusianya 47 tahun memimpin Negara super power tersebut manandakan bahwa harapan bangsa Amerika Serikat kepada kaum muda. Di pundak Obama yang muda cerdas, progresif dan insfiratif masyarakat As berharap negaranya bisa bangkit dan keluar dari ketepurukan krisis global hal ini sebagi pesan kepada dunia  bahwa harapan terbesar bangsa-bangsa didunia pada kaum muda.
Gambaran mengenai Amerika Serikat tersebut, layaknya bangsa Indonesia dapat berkaca dan berbenah diri, bila bangsa ini mau jujur seharusnya tidak malu belajar dari AS, kita semua berharap dengan semangat perubahan reformasi yang telah lebih dari sepuluh tahun ini terjadi perubahan di segala bidang. Namun cita-cita dan semangat reformasi sirna hilang ditelan waktu banyak para tokoh-tokoh gerakan yang berhasil munumbangkan rejim otoriter dan kekuasaan politik dan selanjutnya mereka membelokan agenda perjuangan bangsa. Mereka adalah pemenang di awal perjaungan reformasi namun di tengah-tengah perjalanan mereka membanting haluan untuk mendapatkan kekuasaan hanya untuk pribadi, kelompok tertentu dan lupa akan cita-cita perjuangan bangsa dan berhianat.
Jika saja kepemimpinan kaum tua tetap saja menjadi penguasa di negeri ini tampa ada perubahan dan banyak bukti kegagalan yang terjadi. Bukan tidak mungkin akan kembali revolusi Pepole Power akan akan muncul kembali dan kaum muda pengeraknya sebagaimana reformasi. Seorang pakar politk Ben Anderson pernah berkata bahwa “Sejarah Indonesia adalah sejarah kaum muda, dimana setiap dekade sejarah, kepemimpinan kaum muda adalah motor pengerak perubahan zaman”. Beberapa catatan sejarah yang menunjukan peran kaum muda yang sangat besar untuk perubahan bangsa ini. Mulai 20 mei 1908 lahirnya budi utomo, sumpah pemuda 28 oktober 1928, 17 agustus 1945, TRITURA tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998 fakta sejarah tersebut memperlihatkan pada bangsa ini kembali keperkasaan dan peran kaum muda.
Bangsa ini harus belajar kembali pada kepemimpinan terdahulu, sekalipun Soekarno dan Soeharto di akhir kekuasaanya terhempas dan mengoreskan luka bagi bangsa ini. Kedua tokoh tersebut di usia muda memimpin negeri ini memberikan harapan baru. Soekarno tampil sebagai Presiden RI pada usia 44 tahun dalam sepuluh tahun pemerintahanya mampu membangun perekonomian Indonesia yang jauh dari massa penjajahan serta mengusir penjajahan di Indonesia. Begitu pula Soeharto tampil sebagai Presiden pada usia 48 tahun, dalam sepuluh tahun pemerintahanya mampu  membangun perekonomian, infrastruktur dan militer. Tapi dalam sepuluh tahun reformasi dengan empat preisden perubahan yang terjadi masih jauh dari harapan dan cita-cita reformasi.
Sesungguhnya bangsa ini memiliki banyak kader-kader muda yang bisa diberikan mandate dan kepercayaan  memimpin bangsa ini, saat ini ada upaya untuk menutup tampilnya kepemimpinan kaum muda upaya itu bisa saja berhasil dengan baik melalui “Demokrasi” sebagai topengnya. Namun bila kaum tua yang terpilih secara demokratis tersebut tidak mampu membawa perubahaan bagi kehidupan bangsa ini, sejarah telah  memberikan pelajaran dan mencatat seperti yang di uraikan diatas tadi bahwa kaum muda tidak bisa ditundukan, kaum muda tidak hanya penting di awal saat perjuangan tetapi juga penting di akhir.


                                                                                    Pontianak, 25 Pebruari 2012
                                                                                                            Ttd

                                                                                                   Bernadus Apin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar