"Selamat Datang Di Blog Pro Ecclesia Et Patria"

Jumat, 24 Februari 2012

SEBUAH TANYA




“AKHIRNYA SEMUA AKAN TIBA
PADA SUATU HARI YANG BIASA
PADA SUATU KETIKA YANG TELAH LAMA KITA KETAHUI
APAKAH KAU MASIH BERBICARA SELEMBUT DAHULU?
MEMINTAKU MINUM SUSU DAN TIDUR YANG LELAP?
SAMBIL MEMBENARKAN LETAK LEHER KEMEJAKU”

(KABUT TIPIS PUN TURUN PELAN-PELAN DI LEMBAH KASIH,
LEMBAH MENDALA WANGI
KAU DAN AKU TEGAK BERDIRI
MELIHAT HUTAN-HUTAN YANG MENJADI SURAM
MERESAPI BELAIAN ANGIN YANG MENJADI DINGIN)

“APAKAH KAU MASIH MEMBELAIKU SEMESRA DAHULU
KETIKA KU DEKAP KAU, DEKAPLAH LEBIH MESRA, LEBIH DEKAT”

(LAMPU-LAMPU BERKELIPAN DI JAKARTA YANG SEPI
KOTA KITA BERDUA, YANG TUA DAN TERLENA DALAM MIMPINYA
KAU DAN AKU BERBICARA
TANPA KATA, TANPA SUARA
KETIKA MALAM YANG BASAH MENYELIMUTI JAKARTA KITA)

“APAKAH KAU MASIH AKAN BERKATA,
KUDENGAR DERAP JANTUNGMU.
KITA BEGITU BERBEDA DALAM SEMUA
KECUALI DALAM CINTA?”

(HARIPUN MENJADI MALAM
KULIHAT SEMUANYA MENJADI MURAM
WAJAH2 YANG TIDAK KITA KENAL BERBICARA DALAM BAHASA YANG TIDAK KITA MENGERTI
SEPERTI KABUT PAGI ITU)

“MANISKU, AKU AKAN JALAN TERUS
MEMBAWA KENANGAN-KENANGAN DAN HARAPAN-HARAPAN
BERSAMA HIDUP YANG BEGITU BIRU”

Soe Hok Gie (1942-1969)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar